LoA
(Law of Attraction)
Law of
Attraction adalah hukum tarik menarik. Kita menarik sesuatu yang menurut
kita sesuai dengan diri kita. Diri kita yang dimaksud adalah segala sesuatu
yang ada di dalam pikiran dan perasaan/hati kita. Apa yang kita inginkan biasa
terungkapkan dalam sebuah doa, akan tetapi sering kali energi yang ada di dalam
pikiran dan hati kita tidak selaras.
Misalnya kita
berdoa agar diberikan jodoh, tapi perasaan kita merasa kesepian, insecure,
belum self-love atau mencintai diri sendiri. Bagaimana kita bisa
mencintai orang lain jika kita saja tidak mencintai diri sendiri? Atau misalnya
kita ingin agar hutang lunas, tapi hati dan pikirannya tidak selaras. Ia merasa
hanya memiliki uang sedikit, jika tidak membayar maka akan celaka, merasa
gajinya kecil, segera jatuh tempo, dan sebagainya. Atau berdoa ingin mendapatkan
pekerjaan yang bagus, tapi ia merasa bahwa lapangan pekerjaan sedikit,
lowongan kerja sulit, harus punya orang dalam, merasa dari lulusan kampus gurem
(universitas eksis tetapi minim prestasi dan biasa-biasa saja). Inilah ternyata
yang membuat seolah-olah segala usaha dan doa kita tidak bekerja. Padahal kita
tahu bahwa Allah malu jika tidak mengabulkan doa hamba-Nya yang menengadahkan
tangan kepada-Nya.
Sebelum
meluruskan ketidakselarasan tersebut, kita akan coba lihat LoA dalam Science.
Dalam science terdapat beberapa konsep/teori diantaranya:
1. Segala yang ada di alam semesta memiliki getaran
dan energi. Gel Alpha sangat bagus untuk semesta di jam 3 pagi.
2. Getaran memiliki energi yang tak terlihat/ghaib
(metafisika) memiliki kekuatan lebih besar
3. Pikiran dan perasaan kita memiliki energi
metafisika yang besar
4. Segala hal yang berbentuk fisik berawal dari
metafisika (pikiran, imajinasi, perasaan)
5. Hukum Kekekalan Energi. Energi dapat berubah
bentuk, yang awalnya berasal dari pikiran dan perasaan (metafisika) dapat
menjelma menjadi nyata (bentuk fisik). Ex: pembangunan sekolah diawali dari
pemikiran-pemikiran para pendirinya.
Lalu, bagaimana LoA dalam Islam?
Apakah ada hubungan antara LoA dengan Islam?
LoA |
Kita menarik apa yang sesuai dengan pikiran dan perasaan kita. |
(HR. Bukhari dan Muslim) “Allah sesuai
dengan prasangka hamba-Nya” |
Islam |
Kita bisa manifesting (mewujudkan) segala yang kita impikan. |
(QS. Ghafir:
60) Allah mengabulkan setiap doa hamba-Nya (QS. Ibrahim: 7) Allah akan mengubah suatu kaum jika kaum tersebut mau berubah |
||
Jika kita merasa baik maka kita akan semakin menarik hal baik, begitu
juga sebaliknya. |
(QS. Ibrahim: 7) Semakin
bersyukur, semakin bertambah nikmat, jika kufur akan diberi adzab. (QS. Ali
Imran: 139) Allah meminta
kita untuk jangan takut, jangan bersedih, jangan lemah |
Lalu bagaimana kita bisa
menerapkan LoA?
1. Kenali
dengan jelas dan detail apa yang kita inginkan. Tanamkan sejak awal bahwa
semuanya mudah. Harus benar-benar tahu apa yang dimau.
2. Berikan
perhatian fokus, energi pada keinginan atau impian itu. Pastikan pikiran dan
perasaan kita selaras dengan apa yang kita inginkan. Ingin hutang lunas, maka
yakinlah bahwa Allah Maha Kaya dan kita adalah hamba dari Tuhan Yang Maha Kaya,
merasa gaji selalu cukup, yakin kalau hutangnya akan lunas dengan tepat waktu.
Ingin jodoh, maka kita juga harus percaya diri, merasa selalu dicintai,
termasuk juga menerima dan mencintai diri sendiri (self-love). Yakin
sebentar lagi jodoh akan datang, jadi persiapkan diri, buat undangan, perbanyak
ilmu tidak hanya ilmu pra nikah tetapi ilmu tentang akidah, akhlak, dsb.(Ustadz
Ransi).
Beberapa teknik
LoA yang bisa diterapkan diantaranya:
a. Scripting, menulis sedetail mungkin apa yang
kita inginkan dengan perasaan telah menerima dan kebersyukuran.
b.
Visualisasi, membayangkan kita berada di
posisi yang kita impikan. Bisa dilakukan dengan sambil memejamkan mata. Bisa
jadi sambil tersenyum-tersenyum tidak masalah.
c.
Afirmasi, rasakan aka yang kita inginkan.
Rasakan nuansanya.
d.
Action, berbuat seolah-olah telah
menerima.
3. Melepaskan/Detachment
dan membiarkan impian tersebut menjelma menjadi nyata (tawakkal)/ mewakilkan
sepenuhkan kepada Allah. Melepaskan artinya tidak terikat dengan hasil, tidak
terikat dengan waktu (menunggu), dan tidak bertanya-tanya kapan, bagaimana,
atau dimana.
Terlalu menunggu
artinya ada kekhawatiran, terlalu memikirkan hasil artinya tidak mewakilkan/
tidak percaya 100% kepada Allah, masih sering terlintas di benak “Apakah
mungkin?” artinya kita masih mengandalkan diri sendiri dan itulah yang membuat
kita lelah. Ingat kita punya Allah Yang Maha Yang Maha Segalanya, Low
frequency artinya masih ada getaran/gelombang negatif dalam diri kita.
Kita bisa
menerapkan prinsip pesan makanan di tempat makan. Ketika menu yang kita
inginkan sudah dipesan ya sudah,
serahkan kepada si tukan masak/chefnya. Fokus apa yang menjadi bagian kita,
sibukkan diri dengan hal-hal yang positif misal diskusi dengan teman atau
mempelajari ilmu-ilmu baru di gadget, yakin bahwa makanan yang kita
pesan sedang diproses. Maka tidak akan terasa tiba-tiba makanan yang kita pesan
sudah siap di hadapan kita. Catat keajaiban-keajaiban kecil dan berbahagialah
akan hal itu.
Kecepatan LoA akan
terwujud berbanding lurus dengan besarnya kerelaan/melepaskan. Ingat cerita
seorang teman yang ingin segera mendapatkan jodoh. Ikhtiar sering gagal,
akhirnya ia pasrah hingga tidak ingin memikirkan hal itu terlebih dahulu. Di
saat melepaskan, Allah justru mengirim jodoh dengan segala proses yang sangat
dimudahkan hingga menuju pelaminan.
Apa saja yang dapat menghambat terkabulnya hajat?
1. Alam
bawah sadar masih negatif. Masih sering membicarakan orang/ghibah, iri,
cemburu, dengki, dan sebagainya.
2. Frekuensi
yang tidak selaras. Bisa dipengaruhi karena lingkungan. Ingin segera dapat
jodoh tapi selalu merasa sendiri, ingin uang berlimpah tapi masih merasa bahwa
gajinya kecil terus. Lupa kalau kita adalah hamba dari Tuhan Yang Maha Kaya.
Ingat, Allah bersama dengan prasangka hamba-Nya.
3. Terlalu
terikat dengan hasil. Belum melepaskan dan masih sering bertanya-tanya kapan,
dimana, bagaimana, dan sebagainya.
4. Konsumsi
pikiran. Sering melihat berita-berita negatif, gosip di sosmed. Adakalanya kita
harus puasa sosmed. Jika merasa memiliki banyak dosa, maka perbanya istighfar.
Bagaimana cara mengubah
getaran negatif menjadi positif?
1. Take
a deep breath (Inhael-Exhale)
2. Lakukan
afirmasi bahwa “Allah adalah Sumber Persediaan yang akan memenuhi.” Jangan ukur
diri kita, kemampuan kita. Jangan lihat keadaan kita.
3. Gratitude.
Syukuri apa yang kita miliki saat ini. Allah akan menambah nikmat bagi yang
bersyukur.
4. Ubah
fokus segera. Pikirkan kembali hal-hal yang kita inginkan.
5. Bawa
diri kita pada hal-hal yang kita senangi. Misalnya pergi ke toko bunga,
jalan-jalan sejenak, atau datang ke Majelis. Majelis bisa menjadi cherger pikiran
dan hati.
Kesimpulan
Secara garis
besar untuk menerapkan LoA, pertama kita kenali terlebih dahulu apa hajat yang
ingin kita capai secara detail. Selanjutnya bawa ke doa, luangkan waktu
tertentu untuk berdoa (sholawat). Cari waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa
(setelah Asar hingga menjelang Maghrib, setelah selesai sholat baik fardhu
maupun sunnah, 1/3 malam atau pukul 3 pagi karena gelombang Alpha sangat bagus
untuk semesta, atau saat hujan turun. Kemudian terapkan teknik LoA (menulis scripting,
afirmasi, visualisasi, action). Setelah itu lanjutkan
aktivitas seperti biasa dengan tetap menjaga perasaan yang menyertai aktivitas
hidup kita. Pastikan getaran yang ada di badan kita terutama pikiran dan
perasaan selalu pada getaran positif. Terakhir, lepaskan/detachment.
Yakin bahwa impian kita sedang diproses oleh Allah.
Resolusi tahun 2022, semoga segala impian, harapan, cita-cita, karir, jodoh, dan sebagainya Allah mudahkan dan lancarkan. Semoga LoA ini bisa menjadi salah satu perantara ikhtiar yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menggapai impian-impian yang belum tergapai di tahun-tahun sebelumnya. And always remember please, tetap jaga hati dan perasaan. Thank you. 😊