BIMBINGAN BELAJAR
A.
Pengertian Belajar
Menurut Siti Aisyiah, belajar adalah proses
pemberian bantuan dari seseorang atau kelompok orang kepada orang lain dalam
menentukan pilihan, penyesuaian, dan pemecahan permasalahan yang dihadapi,
terutama berkaitan dengan perubahan tingkah laku sebagai akibat dan pengalaman
dan latihan. Secara etimologis, belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu. Definisi tersebut memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah
kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu pengetahuan.
Menurut pandangan psikologis, belajar mencakup
aspek perubahan tingkah laku peserta didik sebagai hasil dari perubahan
interaksi dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan
tingkah laku dalam proses belajar meliputi:
1.
Belajar menghasilkan perubahan data pada diri peserta
didik yang belajar (behavioral changes)
2.
Diperolehnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang
relatif lama dan relatif permanen
3.
Perubahan itu terjadi karena adanya usaha
4.
Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati
pada saat proses belajar sedang belajar, perubahan tersebut bersifat potensial.
5.
Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
pengalaman
6.
Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan
7.
Belajar adalah proses aktif dari peserta didik yang
bersangkutan.
8.
Belajar hanya dapat dilakukan secara individual.
9.
Kemampuan belajar setiap individu berbeda.
10.
Belajar melalui indera.
11.
Belajar dipengaruhi oleh kebutuhan yang terasa oleh
peserta didik.
12.
Belajar didorong ataupun dihambat oleh hasil belajar.
13.
Belajar dipengaruhi oleh keadaan fisik dan lingkungan
peserta didik yang belajar.
Secara keseluruhan, perilaku individu peserta
didik adalah hasil dari proses belajarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa
proses belajar merupakan proses pematangan atau pendewasaan individu dengan
lingkungan.
B.
Prinsip dan Efisiensi Belajar
Belajar merupakan hal yang erat kaitannya dengan prinsip ekonomi.
Tegasnya, makin cepat seseorang belajar dengan prestasi yang sama maka semakin
baiklah keadaan itu. Dengan demikian, pada belajar berlaku pula hukum
efisiensi. Makin cepat seseorang belajar dengan hasil yang sama maka akan
semakin baik. Cara belajar seperti itulah yang baik dan efisien. Ada pula orang
yang mengatakan bahwa “belajar itu adalah time
consumming job”.
C.
Faktor-faktor yang Diperhatikan dalam Belajar
Harus memperhatikan faktor-faktor yang ada di dalam proses belajar
tersebut. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses belajar, antara lain:
1.
Faktor Anak/Individu
Faktor anak/individu merupakan faktor yang penting. Anak jadi
belajar atau tidak sangat tergantung pada anak itu sendiri. Walaupun mungkin
faktor-faktor lain telah
terpenuhi, tetapi jika individu tersebut tidak mempunyai kemauan untuk belajar
maka proses belajar itu tidak akan terjadi.
Individu terbentuk dari fisik dan psikis yang masing-masing tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Fisik mempengaruhi psikis, demikian
pula sebaliknya. Oleh karena itu, baik faktor fisik maupun psikis harus
diperhatikan. Dalam proses belajar, kedua faktor itu harus dijaga
sebaik-baiknya. Ini berarti jika ada gangguan, baik dari segi fisik maupun
psikis, hal tersebut akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.
a.
Faktor Fisik
Ini berhubungan erat dengan soal kesehatan fisik. Fisik harus dalam
kondisi yang baik (sehat). Bila badan sakit maka akan berpengaruh terhadap
proses belajar anak. Untuk menjaga kesehatan badan, perlu ada aktifitas fisik
(gerak badan) sebagai selingan belajar untuk menjaga agar badan selalu dalam
kondisi yang baik. Sehubungan dengan itu, apabila terasa ada gangguan fisik
maka harus segera diobati. Demikian pula dengan gejala dan gangguan lain. Untuk
menjaga kondisi fisik tetap baik maka segala aktivitas yang berhubungan dengan
fisik harus dilakukan dengan teratur, misalnya makan dan tidur. Kurang
bijaksana pula bila anak terus-menerus
belajar dan kurang tidur, akhirnya anak itu akan jatuh sakit.
b.
Faktor Psikis
Dalam hal ini individu harus mempunyai kesiapan mental (mental set) untuk menghadapi tugas. Mental
set ini dapat mempengaruhi beberapa
hal berikut ini:
1) Motif
Motif merupakan hal yang penting dalam tindakan manusia. Dengan
motif yang kuat, individu akan berusaha untuk menghadapi tugas yang telah
ditentukan. Apabila anak mempunyai motif yang cukup kuat untuk belajar maka ia
akan berusaha agar dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Motif ini akan cukup
kuat apabila individu mempunyai kesadaran akan makna dan tujuan dari apa yang dilakukannya.
Oleh karena itu, harus ditanamkan kepada anak apa keguanaan belajar. Hal ini
sangat penting, lebih-lebih bagi anak-anak yang sudah tergantung kepada jelas
tidaknya apa yang akan dicapai lewat tindakannya itu. Motif ini sangat erat
kaitanna dengan minat.
2) Minat
Salah satu faktor yang
turut mentukan atau mempengaruhi minat adalah minat. Apabila anak telah
mempunyai minat maka akan mendorong anak untuk berbuat sesuai dengan minatnya.
Minat ini akan memperbesar motif yang ada pada individu. Sehubungan dengan itu,
perlu ditimbulkan minat pada anak-anak.
3) Konsentrasi dan
Perhatian
Agar proses dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya maka
diperlukan konsentrasi yang baik atas materi yang sedang dipelajari. Seluruh
perhatian harus dicurahkan kepada apa yang sedang dipelajari. Apabila tidak ada
konsentrasi maka apa yang dipelajari itu tidak akan masuk ke dalam ingatan
dengan baik. Banyak anak yang kelihatannya belajar, tetapi karena perhatiannya
tidak terkonsentrasi pada apa yang
dipelajari maka ia tidak tahu apa yang dia pelajari itu.
4) Natural Curiousity
Hal ini berhubungan dengan motif individu. Natural curiousity keinginan
untuk mengetahui secara alami. Kalau dalam diri anak sudah terselip rasa ingin
tahu, ini berarti bahwa anak memiliki dorongan atau motif untuk mengetahui apa
hakikat dari mata pelajaran yang dipelajarinya.
5) Balance Personality
(pribadi yang seimbang)
Apabila individu telah
memiliki pribadi yang seimbang maka individu akan dapat menyesuaikan diri
dengan situasi di
sekitarnya dengan baik. Apabila keadaan diri pribadinya terganggu terutama
dari segi emosinya maka hal itu akan mempengaruhi individu
di dalam menghadapi persoalan, termasuk dalam belajar. Oleh karena itu, perlu
ada penjagaan yang sebaik-baiknya, jangan sampai anak mengalami gangguan dalam
pribadinya.
6) Self Confidence
Self
confidence, yaitu
kepercayaan diri sendiri bahwa dirinya
juga memiliki kemampuan seperti teman-temannya untuk mencapai prestasi yang
baik.
7)
Self Dicipline
Self
dicipline ini harus
ditanamkan dan dimiliki oleh tiap-tiap individu. Walaupun mempunai rencana
belajar yang baik, namun hal itu akan tetap tinggal rencana jika tidak memiliki
ada disiplin diri.
8) Intelegensi
Faktor ini akan menentukan taktik atau cara apa yang diambil di
dalam mengahadapi materi yang harus dipelajari. Belajar dengan pengertian akan
jauh berbeda berbeda hasilnya dengan belajar tanpa pengertian. Pengertian ini
erat hubungannya dengan intelegensi.
9) Ingatan
Tujuan belajar adalah agar apa yang dipelajari itu tetatp tinggal
dalam ingatan. Agar apa yang dipelajari itu tetap tinggal dalam ingatan maka
perlu ada tindakan supaya materi itu sering ditimbukan di atas kesadaran. Oleh
karena itu, perlu adanya pengulangan dari apa yang dipelajari. Makin sering apa
yang dipelajari itu dipelajari itu
ditimbulkan di atas ambang kesadaran maka akan semakin baiklah materi itu tetap
tinggal dalam ingatan.
2.
Faktor Lingkungan
Dalam proses
belajar, faktor lingkungan juga turut memegang peran yang penting. Pengertian
lingkungan di sini adalah termasuk peralatan. Oleh karena itu, hal ini harus
mendapatkan perhatiana sebaik-baiknya. Faktor lingkungan berhubungan dengan:
a.
Tempat
Tempat belajar yang baik merupakan tempat yang tersendiri, tenang,
warna dindingnya sebaiknya jangan yang tajam atau mencolok, dan dalam ruangan
jangan sampai ada hal yang dapat mengganggu perhatian (misalnya, gambar-gambar
yang mencolok). Perlu pula diperhatikan tentang penerangan yang
cukup karena penerangan yang kurang baik akan menyebabkan kelelahan pada mata,
yang tentu akan mengganggu jalannya proses belajar. Ventilasi udara pun perlu
diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
b.
Alat untuk belajar
Belajar tidak akan berjalan dengan baik tanpa alat-alat belajar
yang cukup. Proses belajar akan terganggu jika alat yang diperlukan tidak ada.
Semakin lengkap alatnya akan semakin mudah untuk belajar sebaik-baiknya. Sebaliknya,
bila alat tidak lengkap maka proses belajar akan terganggu sehingga hasilnya
pun kurang baik. Tidak tersediannya alat dapat menimbulkan frustasi bagi anak.
c.
Suasana
Hal ini berhubungan erat dengan tempat. Hendaknya dapat diciptakan
suasana belajar yang baik karena hal itu akan memberikan motivasi yang baik
dalam proses belajar dan pengaruh yang baik pula terhadap prestasi belajar
anak-anak.
d.
Waktu
Pembagian waktu belajar harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya,
harus ada time table tertentu.
Belajar tidak boleh seenaknya, tetapi harus dilakukan
secara teratur, menurut waktu-waktu yang direncanakan. Lamanya belajar
tergantung pada banyak-sedikitnya materi yang dipelajari. Belajar terlampau
lama pun akan melelahkan dan kurang efisien. Sehubungan dengan itu belajar
harus dilakukan dengan teratur dan berencana.
e.
Pergaulan
Pergaulan anak juga akan berpengaruh terhadap belajar anak. Oleh
karena itu, hendaknya dijaga agar anak bergaul dengan anak-anak yang suka
belajar. Hal ini akan berpengaruh terhadap motif anak untuk belajar.
3.
Faktor Bahan yang Dipelajari
Bahan yang dipelajari akan menentukan cara atau metode belajar apa
yang akan ditempuh. Jadi, teknik atau
metode belajar dipengaruhi atau ditentukan oleh materi yang dipelajari. Belajar
mata pelajaran eksakta berbeda dengan cara belajar untuk mata pelajaran sosial.
Di samping ada sifat-sifat yag berbeda antara satu dengan lainnya, terdapat
pula hal-hal yang sama, yang merupakan prinsip umum. Hal-hal tersebut dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a.
Pada umumnya, belajar dengan cara keseluruhan lebih baik dari pada
belajar secara bagian-bagian. Hal ini
berdasarkan prinsip totalitas dimana keseluruhan merupakan kebulatan. Jika
bahan terlampau panjang maka dapat mengkombinasikan dua metode yaitu, materi
dibagi menjadi bagian-bagian, tetapi tetap merupakan suatu kebulatan.
b.
Sebagian waktu belajar disediakan untuk melakukan pengulangan (repetition).
Pengulangan ini digunakan untuk mengecek sampai sejauh mana bahan yang
dipelajari itu membekas dalam ingatan. Berdasarkan hasil penyelidikan
secara eksperimental, cara demikian ini merupakan cara yang
efisien. Salah satu bentuk
pengulangan ialah dengan membuat suatu outline.
c.
Atas apa yang dipelajari itu, hendaknya diadakan pengulangan
sekerap mungkin. Makin sering diulang maka akan semakin baik membekas dalam
ingatan. Ini merupakan prinsip “hukum Jost”.
d.
Dalam mengulang bahan pelajaran,
hendaknya dipakai spaced
repetition, yaitu mengulang dengan waktu tenggang. Eksperimen menunjukkan
bahwa pada umumnya mengulang dengan spaced
repetition itu lebih baik hasilnya dari pada dengan massed repetition. Pada spaced
repetition, anak mempunai energi baru setelah istirahat sebentar.
e.
Apabila materi yang
dipelajari tidak mempunyai arti maka pergunakanlah cara dengan mneumoteknik, yaitu bahan yang satu
dihubungkan dengan bahan lainnya hingga merupakan suatu kesatuan yang berarti.
Contohnya AKABRI, contoh tersebut merupakan kesatuan singakatan yang mempunyai
arti sehingga mudah diingat.
Di samping
mempunyai sifat-sifat yang umum, metode atau teknik belajar juga mempunyai
sifat-sifat yang khusus sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajarinya.
D.
Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan
belajar adalah layanan yang memungkinkan siswa mengembangkan diri dengan sikap
dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajar atau dapat mengatasi kesulitan belajar. Berdasarkan definisi
bimbingan belajar, hakekat bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam
proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan
lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang bertujuan agar
orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat
diterapkan dalam kehidupannya.
Pelaksanaan
bimbingan dilatarbelakangi oleh beberapa aspek, diantaranya aspek psikologis,
kultural atau sosial budaya dan pedagogis. Inti dari keseluruhan aspek tersebut
yaitu sebagai pendidik, tugas dan tanggung jawab guru yang paling utama ialah
mendidik, yakni membantu subjek didik untuk membantu keberhasilan dalam
belajar. Sebelum memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik, guru harus
mengenal dan memahami tingkat perkembanagn anak didik, sistem motivasi atau
kebutuhan, pribadi, kecakapan, dan kesehatan mental yang dimiliki oleh siswa
sebelum berhasil dalam belajar.
Dengan
demikian, bimbingan belajar
adalah suatu proses
pemberian bantuan dari guru/guru
pembimbing kepada siswa dengan cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif
dan menumbuhkan kemampuan agar siswa terhindar dari dan atau dapat mengatasi
kesulitan belajar yang mungkin dihadapinya sehingga mencapai hasil belajar
yang optimal. Hal
ini mengandung arti
bahwa para guru/guru
pembimbing berupaya untuk memfasilitasi
agar siswa dapat
mengatasi kesulitan belajarnya
dan sampai ada tujuan yang diharapkan.
E. Fungsi Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1.
Fungsi
Pencegahan (Preventive Function)
Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau
mereduksi kemungkinan timbulnya masalah. Contoh yang dapat dilakukan dalam pengajaran
diantaranya: pemberian informasi tentang silabus, tugas, ujian, dan sistem
penilaian yang dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan penilaian
yang dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan peserta didik
merasa betah diruang belajar, meningkatkan pemahaman guru terhadap
karakteristik siswa, pemberian informasi tentang cara-cara belajar dan
pemberian informasi tentang fungsi dan peranan siswa serta orientasi terhadap
lingkungan.
2. Fungsi
Penyaluran (Distributive Fungction)
Fungsi
penyaluran berarti menyediakan
kesempatan kepada siswa
untuk menyalurkan bakat dan
minat sehingga mencapai
hasil belajar yang sesuai
dengan kemampuannya,
contohnya: membantu dalam
menyusun program studi
termasuk kegiatan pemilihan program yang tepat dalam kegiatan
ekstrakurikuler, dsb.
3. Fungsi
Penyesuaian (Adjustive Function)
Salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam
studinya adalah faktor kemampuan
untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Guru
pembimbing berupaya
membantu siswa menyerasikan program
pengajaran dengan kondisi obyektif mereka
agar dapat menyesuaikan
diri, memahami diri
dengan tuntutan program pengajaran
yang sedang dijalaninya.
Atas dasar tersebut
penyesuaian memiliki sasaran:
a. Membantu siswa
agar dapat menyesuaikan diri
terhadap tuntutan program pendidikan.
b. Membantu siswa
menyerasikan program-program yang
dikembangkan dengan tuntutan
pengajaran.
4. Fungsi
Perbaikan (Remedial Function)
Kenyataan
di sekolah menunjukan
bahwa sering ditemukan
siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Dalam
hal ini betapa
pentingnya fungsi perbaikan dalam kegiatan
pengajaran. Tugas para
guru/guru pembimbing adalah
upaya untuk memahami kesulitan
belajar, mengetahui faktor
penyebab, dan bersama
siswa menggali solusinya. Salah
satu contoh, fungsi
perbaikan dalam bimbingan
belajar adalah pengajaran
remedial (remedial teaching).
5. Fungsi
Pemeliharaan (Maintencance and Development Function)
Belajar
dipandang positif harus
tetap dipertahankan, atau
bahkan harus ditingkatkan agar tidak mengalami kesulitan lagi, contohnya
adalah mengoreksi dan memberi informasi tentang cara-cara belajar kepada siswa.
F.
Tujuan Bimbingan
Belajar
Tujuan bimbingan
belajar bagi siswa
adalah tercapainya penyesuaian akademis secara optimal sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. Secara lebih khusus tujuan bimbingan belajar,
diantaranya ialah agar siswa :
1.
Mengenal, memahami,
menerima, mengrahkan dan
mengaktualisasikan potensi
dirinya secara optimal sesuai dengan program pengajaran.
2.
Mampu
mengembangkan berbagai keterampilan belajar.
3.
Mampu
memecahkan masalah belajar.
4.
Mampu
menciptakan suasana belajar yang kondusif.
5.
Memahami
lingkungan pendidikan.
G.
Pokok-pokok Bidang
Bimbingan Belajar
1.
Pemantapan
sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai
sumber belajar, bersikap
terhadap guru dan narasumber lainnya,mengembangkan keterampilan belajar
,mengerjakan tugas-tugas pelajaran dan menjalani program penilaian hasil
belajar
2.
Pemantapan
displin belajar dan berlatih,baik secara mandiri maupun berkelompok
3.
Pemantapan
penguasaan materi program belajar di sekolah menengah umum sesuai dengan
perkembangan ilmu,teknologi dan kesenian.
4.
Pemantapan
pemhaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk
pengembangan pengetahuan dan kemampuan serta pengembangan pribadi
H.
Contoh Pemberian Bimbingan Belajar
Sebagai contoh, berikut ini kami kemukakan salah satu praktiknya.
Seorang praktikan memberikan bimbingan bagaimana cara belajar yang efekktif
pada SMP PIRI II di Yogyakarta (Sdr. Sujoto)
TEMA : CARA
BELAJAR YANG EFEKTIF
A.
Tujuan
1.
Umum:
Membantu
pemerintah dalam usaha merealisasikan tujuan pendidikan pada
umumnya.
2.
Khusus
a.
Agar anak jangan sampai mengalami kesukaran dalam belajar
b.
Memberitahu cara-cara yang
baik alam belajar
c.
Mempunyai kemampuan belajar sendiri.
d.
Memupuk rasa tanggung jawab atas kesuksesan studi mereka.
B.
Pelaksanaan
1.
Pendahuluan
2.
Inti pelajaran “Cara Belajar yang Efektif”
3.
Saran
Catatan:
Praktikan dalam menerangkan ini
bertindak sebagai guru mengajar di depan kelas. Oleh karena itu dalam uraian
ini, praktikan berbicara secara langsung kepada murid.
1.
Pendahuluan
Kamu
sekalian telah mengerti apakah maksud kedatangan Bapak kemari. Bapak Tukul
telah menerangkan dengan jelas bahwa maksud kedatangan Bapak adalah untuk turut
serta membantu mengatasi kesukaran-kesukaran yang kamu temui dalam belajar.
Pertama-tama, Bapak ingin tahu apakah diantara kamu sekalian ada yang sukar
sekali dalam belajar? Misalnya, “Pak, saya kalau belajar sebentar saja sudah
mengantuk”,”Pak, begitu saya mulai belajar, langsung pusing-pusing atau
pening-pening”, “Pak, saya kalau belajar sukar sekali masuknya”, dan sebagainya.
Adakah kamu yang demikian? Kenyataannya, sebagian besar siswa mengatakan
mengantuk apabila belajar.
Bukannya
Bapak hendak memberi tablet anti mengantuk, melainkan Bapak ingin membantu
mencari penyebab mengapa kamu mengantuk. Menurut pengalaman Bapak, penyebabnya
adalah:
a.
Badan terlalu lelah karena di siang hari banyak bekerja.
b.
Terlalu banyak jaga sampai larut malam, sedangkan di siang harinya
tidak tidur.
c.
Terlalu kenang makan sebelum tidur.
d.
Cara belajar yang tidak baik, belajar sambil tiduran, dan sinar
terlalu suram sehingga mata lekas lelah lalu mengantuk
Soal: Bagaimana cara belajar yang
baik?
2.
Inti pelajaran “Cara Belajar yang Efektif”
a.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam belajar
1)
Dirimu Sendiri
a)
Lebih dahulu kamu harus merasa senang terhadap pelajaran itu. Kalau
ada rasa senang maka di dalam hatimu akan timbul kemauan untuk membuka-buka dan
mempelajari. Tidak mudah untuk diam. Untuk menimbulkan rasa ini, sadarlah bahwa
pelajaran itu demi kebaikanmu sendiri, bukan untuk Bapak/Ibu guru.
b)
Senanglah kepada Bapak/Ibu guru yang memberikan pelajaran tersebut.
c)
Jagalah badanmu agar tetap sehat, dengan senam pagi. Serta makan
secara teratur, baik mengenai waktu (jam) maupun yang dimakan. Bukan maksud
Bapak menyuruh kamu makan harus pakai telur, daging atau susu tiap hari, bukan
seperti itu. Memang itu bagus sekali bagi yang mampu, serta kecukupan, dan
kelebihan. Bagi kita yang perlu bukan mewahnya, tetapi khasiatnya.
d)
Percayalah bahwa kamu pasti mampu mengatasi pelajaran itu dengan
kemampuanmu.
e)
Biasakanlah selalu melaksanakan rencana yang sudah kamu tetapkan
sebelumnya.
f)
Pakailah pakaian sederhana waktu belajar agar tidak lekas masuk
angin.
2)
Tempat Belajar
a)
Sediakan tempat yang teratur. Apakah harus di ruang belajar yang
khusus? Tidak! Memang lebih bagus kalau ada dan ini memang yang ideal.
b)
Jangan tempat ang berangin.
c)
Penerangan cukup.
d)
Temppat yang tenang, tak gaduh, tak banyak orang lalu lalang di
situ.
e)
Aturlah tempat itu serapi-rapinya.
3)
Bahan yang Dipelajari
a)
Tentukan bahan apa yang akan dipelajari lebih
dulu, jangan bercampur baur.
b)
Taati ketetapanmu sendiri.
c)
Sediakan alat yang berhubungan dengan pelajaran itu agar tidak
sering pergi mengambilnya.
4)
Waktu Belajar
05.00-05.30 Biasakan bangun lebih awal (paling siang jam
05.00 pagi), lalu mandi, sembahyang, dan lalin-lainnya. (Catatan: anak-anak
pada umumna bersembahyang secara islam karena di PIRI).
05.30-06.30 Gunakan untuk belajar pagi, mengulangi
selintas apa yang dipelajari.
06.30-07.30 Menjelang anak masuk sekolah, digunakan
untuk persiapan makan pagi, berpakaian dan berangkat ke sekolah.
07.30-13.00 Di sekolah. Gunakan waktu ini betul-betul
untuk menambah ilmu, dengarkan baik-baik Bapak?Ibu guru yang sedang mengajarmu.
Sebaliknya, waktu istirahat kamu gunakan untuk bersendau gurau dengan teman,
bercerita, dan sebagainya, yang penting harus di luar kelas untuk mencari
pertukaran udara.
13.00-14.30 Istirahat siang, dengarkan radio, baca
korang, bain dengan adik-adik dan sembahyang.
14.30-16.00 Tidurlah/istirahatlah dan sembahyang.
16.00-17.30 Sesudah mandi, belajarlah dan ulangi lagi
pelajaran siang hari.
17.30-19.30 Isilah waktumu dengan membantu ibu, makan,
sembahyang, istirahat, mempersiapkan apa yang akan dipelajari.
19.30-21.30 Belajar malam, mempelajari
pelajaran-pelajaran untuk besok pagi.
21.30-22.00 Istirahat dan sembahyang malam.
22.00-05.00 Tidur
Pada
hari Minggu, gunakan waktumu untuk betul-betul istirahat/rekreasi, latihan
pramuka, mencuci, membantu orang tua, atau bermain-main ke tempatkawan.
Pokoknya, istirahatkan pikiranmu
5)
Istirahat/rekreasi
a)
Lihat uraian sebelumnya.
b)
Istirahat sebagai selingan belajar, mungkin dengan keluar sebentar,
menyani, senam kecil dan sebagainya.
b.
Bagaimana cara belajar yang baik
1)
Andaikan kamu sudah mempunyai cara belajar yang baik, artinya
dengan caramu itu kamu dapat belajar dengan mudah. Misalnya, “Pak, saya belajar
dengan membaca sekali saja sudah jelas, mudah mengerti’,”Pak, dengan baca
sekali, dengan dengar uraian, dan buat skema-skema, mudah sekali masuk”, dan
sebagainya maka cara itu boleh kamu pakai terus
2)
Bagi yang sulit belajar, manakah carabelajar yang baik? Selain
sudah dijelaskan sebelumnya, coba dengarkan yang biasa Bapak lakukan ini!
a)
Dengan membaca keseluruhan dari satubab atau bencoret yang penting.
b)
Jika belum jelas, baca lagi dan tulis pokok-pokoknya pada catatan.
c)
Kamu pelajari singkatan pokok-pokok tersebut.
d)
Apabila masih lupa, lihat bagian mana yang kelupaan.
e)
Bila harus menghafalkan syair, kamu dapat melakukan:
(1)
Baca seluruhnya pelan-pelan, tenang. Baca lagi dengan menuliskan
kata-kata/kalimat-kalimat yang sukar. Baca lagi, ditekankan yang masih
lupa/sukar. Hafalkan di luar kepala.
(2)
Gunakan kaliamt/jembatan (slogan), simbol-simbol atau
singkatan-singkatan. Misalnya, AKABRI, MeJiKuHiBiNiU, dan lain-lain.
(3)
Apabila mengahafal sejarah buatlah pita singkatan silsilah.
(4)
Apabila memepelajari ilmu hayat, buktikanlah dengan melihat
kenyataan. Misalnya, benarkah jagung berakar serabut? Seperti apa bentuknya?
(5)
Apabila mempelajari ilmu pasti (aljabar-ukur), banyak-banyaklah
mengerjakan soal atau membuktikan dalil-dalil.
(6)
Segera tanyakan apabila mengalami kesukaran-kesukaran.
3.
Saran
Apa
yang Bapak uraikan tersebut akan mempunyai arti jika kamu sendiri mau
membuktikannya, maka kamu hendaknya:
a.
Memiliki kemauan keras untuk melaksankanya.
b.
Berdisiplin/menaati dan menepati rencana yang sudah ditentukan.
c.
Jangan suka menganggur, kerjakan yang berguna.
d.
Gemar membaca buku yang baik.
e.
Hiduplah serba teratur, bersih, dan lain-lain.
Penulis sajikan
ilustrasi tersebut dengan maksud untuk memberikan gambaran bagaimana cara
melaksanakan bimbingan dan konseling tentang cara belajar yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2015. Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar.
Yogyakarta: Deepublish.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling (Studi dan Karier). Yogyakarta:
Andi.
Suherman. Bimbingan Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/195903311986031-SUHERMAN/Bimbingan_Belajar.pdf diakses pada tanggal 4 November 2016 pukul
12.05