Kamis, 17 November 2016

PAPER PERKEMBANAGAN PESERTA DIDIK - Bimbingan Belajar



BIMBINGAN BELAJAR
 
A.      Pengertian Belajar
Menurut Siti Aisyiah, belajar adalah proses pemberian bantuan dari seseorang atau kelompok orang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian, dan pemecahan permasalahan yang dihadapi, terutama berkaitan dengan perubahan tingkah laku sebagai akibat dan pengalaman dan latihan. Secara etimologis, belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi tersebut memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu pengetahuan.
Menurut pandangan psikologis, belajar mencakup aspek perubahan tingkah laku peserta didik sebagai hasil dari perubahan interaksi dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku dalam proses belajar meliputi:
1.         Belajar menghasilkan perubahan data pada diri peserta didik yang belajar (behavioral changes)
2.         Diperolehnya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan relatif permanen
3.         Perubahan itu terjadi karena adanya usaha
4.         Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang belajar, perubahan tersebut bersifat potensial.
5.         Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman
6.         Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan
7.         Belajar adalah proses aktif dari peserta didik yang bersangkutan.
8.         Belajar hanya dapat dilakukan secara individual.
9.         Kemampuan belajar setiap individu berbeda.
10.     Belajar melalui indera.
11.     Belajar dipengaruhi oleh kebutuhan yang terasa oleh peserta didik.
12.     Belajar didorong ataupun dihambat oleh hasil belajar.
13.     Belajar dipengaruhi oleh keadaan fisik dan lingkungan peserta didik yang belajar.
Secara keseluruhan, perilaku individu peserta didik adalah hasil dari proses belajarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar merupakan proses pematangan atau pendewasaan individu dengan lingkungan.
B.       Prinsip dan Efisiensi Belajar
Belajar merupakan hal yang erat kaitannya dengan prinsip ekonomi. Tegasnya, makin cepat seseorang belajar dengan prestasi yang sama maka semakin baiklah keadaan itu. Dengan demikian, pada belajar berlaku pula hukum efisiensi. Makin cepat seseorang belajar dengan hasil yang sama maka akan semakin baik. Cara belajar seperti itulah yang baik dan efisien. Ada pula orang yang mengatakan bahwa “belajar itu adalah time consumming job”.
C.      Faktor-faktor yang Diperhatikan dalam Belajar
Harus memperhatikan faktor-faktor yang ada di dalam proses belajar tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar, antara lain:
1.    Faktor Anak/Individu
Faktor anak/individu merupakan faktor yang penting. Anak jadi belajar atau tidak sangat tergantung pada anak itu sendiri. Walaupun mungkin faktor-faktor lain telah terpenuhi, tetapi jika individu tersebut tidak mempunyai kemauan untuk belajar maka proses belajar itu tidak akan terjadi.
Individu terbentuk dari fisik dan psikis yang masing-masing tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Fisik mempengaruhi psikis, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, baik faktor fisik maupun psikis harus diperhatikan. Dalam proses belajar, kedua faktor itu harus dijaga sebaik-baiknya. Ini berarti jika ada gangguan, baik dari segi fisik maupun psikis, hal tersebut akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.
a.    Faktor Fisik
Ini berhubungan erat dengan soal kesehatan fisik. Fisik harus dalam kondisi yang baik (sehat). Bila badan sakit maka akan berpengaruh terhadap proses belajar anak. Untuk menjaga kesehatan badan, perlu ada aktifitas fisik (gerak badan) sebagai selingan belajar untuk menjaga agar badan selalu dalam kondisi yang baik. Sehubungan dengan itu, apabila terasa ada gangguan fisik maka harus segera diobati. Demikian pula dengan gejala dan gangguan lain. Untuk menjaga kondisi fisik tetap baik maka segala aktivitas yang berhubungan dengan fisik harus dilakukan dengan teratur, misalnya makan dan tidur. Kurang bijaksana pula bila  anak terus-menerus belajar dan kurang tidur, akhirnya anak itu akan jatuh sakit.
b.    Faktor Psikis
Dalam hal ini individu harus mempunyai kesiapan mental (mental set) untuk menghadapi tugas. Mental set ini dapat mempengaruhi beberapa hal berikut ini:
1)   Motif
Motif merupakan hal yang penting dalam tindakan manusia. Dengan motif yang kuat, individu akan berusaha untuk menghadapi tugas yang telah ditentukan. Apabila anak mempunyai motif yang cukup kuat untuk belajar maka ia akan berusaha agar dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Motif ini akan cukup kuat apabila individu mempunyai kesadaran akan makna dan tujuan dari apa yang dilakukannya. Oleh karena itu, harus ditanamkan kepada anak apa keguanaan belajar. Hal ini sangat penting, lebih-lebih bagi anak-anak yang sudah tergantung kepada jelas tidaknya apa yang akan dicapai lewat tindakannya itu. Motif ini sangat erat kaitanna dengan minat.
2)   Minat
Salah satu faktor yang turut mentukan atau mempengaruhi minat adalah minat. Apabila anak telah mempunyai minat maka akan mendorong anak untuk berbuat sesuai dengan minatnya. Minat ini akan memperbesar motif yang ada pada individu. Sehubungan dengan itu, perlu ditimbulkan minat pada anak-anak.
3)   Konsentrasi dan Perhatian
Agar proses dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya maka diperlukan konsentrasi yang baik atas materi yang sedang dipelajari. Seluruh perhatian harus dicurahkan kepada apa yang sedang dipelajari. Apabila tidak ada konsentrasi maka apa yang dipelajari itu tidak akan masuk ke dalam ingatan dengan baik. Banyak anak yang kelihatannya belajar, tetapi karena perhatiannya tidak terkonsentrasi pada apa yang dipelajari maka ia tidak tahu apa yang dia pelajari itu.
4)   Natural Curiousity
Hal ini berhubungan dengan motif individu. Natural curiousity keinginan untuk mengetahui secara alami. Kalau dalam diri anak sudah terselip rasa ingin tahu, ini berarti bahwa anak memiliki dorongan atau motif untuk mengetahui apa hakikat dari mata pelajaran yang dipelajarinya.
5)   Balance Personality (pribadi yang seimbang)
Apabila individu telah memiliki pribadi yang seimbang maka individu akan dapat menyesuaikan diri dengan situasi di sekitarnya dengan baik. Apabila keadaan diri pribadinya terganggu terutama dari segi emosinya maka hal itu akan mempengaruhi individu di dalam menghadapi persoalan, termasuk dalam belajar. Oleh karena itu, perlu ada penjagaan yang sebaik-baiknya, jangan sampai anak mengalami gangguan dalam pribadinya.
6)   Self Confidence
Self confidence, yaitu kepercayaan diri sendiri bahwa dirinya juga memiliki kemampuan seperti teman-temannya untuk mencapai prestasi yang baik.
7)        Self Dicipline
Self dicipline ini harus ditanamkan dan dimiliki oleh tiap-tiap individu. Walaupun mempunai rencana belajar yang baik, namun hal itu akan tetap tinggal rencana jika tidak memiliki ada disiplin diri.
8)   Intelegensi
Faktor ini akan menentukan taktik atau cara apa yang diambil di dalam mengahadapi materi yang harus dipelajari. Belajar dengan pengertian akan jauh berbeda berbeda hasilnya dengan belajar tanpa pengertian. Pengertian ini erat hubungannya dengan intelegensi.
9)   Ingatan
Tujuan belajar adalah agar apa yang dipelajari itu tetatp tinggal dalam ingatan. Agar apa yang dipelajari itu tetap tinggal dalam ingatan maka perlu ada tindakan supaya materi itu sering ditimbukan di atas kesadaran. Oleh karena itu, perlu adanya pengulangan dari apa yang dipelajari. Makin sering apa yang dipelajari itu dipelajari itu ditimbulkan di atas ambang kesadaran maka akan semakin baiklah materi itu tetap tinggal dalam ingatan.
2.    Faktor Lingkungan
Dalam proses belajar, faktor lingkungan juga turut memegang peran yang penting. Pengertian lingkungan di sini adalah termasuk peralatan. Oleh karena itu, hal ini harus mendapatkan perhatiana sebaik-baiknya. Faktor lingkungan berhubungan dengan:
a.    Tempat
Tempat belajar yang baik merupakan tempat yang tersendiri, tenang, warna dindingnya sebaiknya jangan yang tajam atau mencolok, dan dalam ruangan jangan sampai ada hal yang dapat mengganggu perhatian (misalnya, gambar-gambar yang mencolok). Perlu pula diperhatikan tentang penerangan yang cukup karena penerangan yang kurang baik akan menyebabkan kelelahan pada mata, yang tentu akan mengganggu jalannya proses belajar. Ventilasi udara pun perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
b.    Alat untuk belajar
Belajar tidak akan berjalan dengan baik tanpa alat-alat belajar yang cukup. Proses belajar akan terganggu jika alat yang diperlukan tidak ada. Semakin lengkap alatnya akan semakin mudah untuk belajar sebaik-baiknya. Sebaliknya, bila alat tidak lengkap maka proses belajar akan terganggu sehingga hasilnya pun kurang baik. Tidak tersediannya alat dapat menimbulkan frustasi bagi anak.
c.    Suasana
Hal ini berhubungan erat dengan tempat. Hendaknya dapat diciptakan suasana belajar yang baik karena hal itu akan memberikan motivasi yang baik dalam proses belajar dan pengaruh yang baik pula terhadap prestasi belajar anak-anak.
d.   Waktu
Pembagian waktu belajar harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya, harus ada time table tertentu. Belajar tidak boleh seenaknya, tetapi harus dilakukan secara teratur, menurut waktu-waktu yang direncanakan. Lamanya belajar tergantung pada banyak-sedikitnya materi yang dipelajari. Belajar terlampau lama pun akan melelahkan dan kurang efisien. Sehubungan dengan itu belajar harus dilakukan dengan teratur dan berencana.
e.    Pergaulan
Pergaulan anak juga akan berpengaruh terhadap belajar anak. Oleh karena itu, hendaknya dijaga agar anak bergaul dengan anak-anak yang suka belajar. Hal ini akan berpengaruh terhadap motif anak untuk belajar.
3.    Faktor Bahan yang Dipelajari
Bahan yang dipelajari akan menentukan cara atau metode belajar apa yang akan ditempuh. Jadi, teknik atau metode belajar dipengaruhi atau ditentukan oleh materi yang dipelajari. Belajar mata pelajaran eksakta berbeda dengan cara belajar untuk mata pelajaran sosial. Di samping ada sifat-sifat yag berbeda antara satu dengan lainnya, terdapat pula hal-hal yang sama, yang merupakan prinsip umum. Hal-hal tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.    Pada umumnya, belajar dengan cara keseluruhan lebih baik dari pada belajar  secara bagian-bagian. Hal ini berdasarkan prinsip totalitas dimana keseluruhan merupakan kebulatan. Jika bahan terlampau panjang maka dapat mengkombinasikan dua metode yaitu, materi dibagi menjadi bagian-bagian, tetapi tetap merupakan suatu kebulatan.
b.    Sebagian waktu belajar disediakan untuk melakukan pengulangan (repetition). Pengulangan ini digunakan untuk mengecek sampai sejauh mana bahan yang dipelajari itu membekas dalam ingatan. Berdasarkan hasil penyelidikan secara eksperimental, cara demikian ini merupakan cara yang efisien. Salah satu bentuk pengulangan ialah dengan membuat suatu outline.
c.    Atas apa yang dipelajari itu, hendaknya diadakan pengulangan sekerap mungkin. Makin sering diulang maka akan semakin baik membekas dalam ingatan. Ini merupakan prinsip “hukum Jost”.
d.   Dalam mengulang bahan pelajaran,  hendaknya dipakai spaced repetition, yaitu mengulang dengan waktu tenggang. Eksperimen menunjukkan bahwa pada umumnya mengulang dengan spaced repetition itu lebih baik hasilnya dari pada dengan massed repetition. Pada spaced repetition, anak mempunai energi baru setelah istirahat sebentar.
e.    Apabila materi yang  dipelajari tidak mempunyai arti maka pergunakanlah cara dengan mneumoteknik, yaitu bahan yang satu dihubungkan dengan bahan lainnya hingga merupakan suatu kesatuan yang berarti. Contohnya AKABRI, contoh tersebut merupakan kesatuan singakatan yang mempunyai arti sehingga mudah diingat.
Di samping mempunyai sifat-sifat yang umum, metode atau teknik belajar juga mempunyai sifat-sifat yang khusus sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajarinya.
D.      Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar adalah layanan yang memungkinkan siswa mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar atau dapat mengatasi kesulitan belajar. Berdasarkan definisi bimbingan belajar, hakekat bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.
Pelaksanaan bimbingan dilatarbelakangi oleh beberapa aspek, diantaranya aspek psikologis, kultural atau sosial budaya dan pedagogis. Inti dari keseluruhan aspek tersebut yaitu sebagai pendidik, tugas dan tanggung jawab guru yang paling utama ialah mendidik, yakni membantu subjek didik untuk membantu keberhasilan dalam belajar. Sebelum memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik, guru harus mengenal dan memahami tingkat perkembanagn anak didik, sistem motivasi atau kebutuhan, pribadi, kecakapan, dan kesehatan mental yang dimiliki oleh siswa sebelum berhasil dalam belajar.
Dengan  demikian,  bimbingan  belajar  adalah  suatu  proses  pemberian  bantuan dari guru/guru pembimbing kepada siswa dengan cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan menumbuhkan kemampuan agar siswa terhindar dari dan atau dapat mengatasi kesulitan belajar yang mungkin dihadapinya sehingga mencapai hasil belajar yang  optimal.  Hal  ini  mengandung  arti  bahwa  para  guru/guru  pembimbing  berupaya untuk  memfasilitasi  agar  siswa  dapat  mengatasi  kesulitan  belajarnya  dan  sampai  ada tujuan yang diharapkan.
E.       Fungsi Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.    Fungsi Pencegahan (Preventive Function)
Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi kemungkinan timbulnya masalah. Contoh yang dapat dilakukan dalam pengajaran diantaranya: pemberian informasi tentang silabus, tugas, ujian, dan sistem penilaian yang dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan penilaian yang dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan peserta didik merasa betah diruang belajar, meningkatkan pemahaman guru terhadap karakteristik siswa, pemberian informasi tentang cara-cara belajar dan pemberian informasi tentang fungsi dan peranan siswa serta orientasi terhadap lingkungan.
2.    Fungsi Penyaluran (Distributive Fungction)
Fungsi  penyaluran  berarti  menyediakan  kesempatan  kepada  siswa  untuk menyalurkan  bakat  dan  minat  sehingga  mencapai  hasil belajar  yang  sesuai  dengan kemampuannya,  contohnya:  membantu  dalam  menyusun  program  studi  termasuk kegiatan pemilihan program yang tepat dalam kegiatan ekstrakurikuler, dsb.
3.    Fungsi Penyesuaian (Adjustive Function)
Salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam studinya adalah faktor kemampuan   untuk   menyesuaikan   diri   dengan   lingkungan.   Guru   pembimbing berupaya   membantu   siswa   menyerasikan   program   pengajaran   dengan   kondisi obyektif  mereka  agar  dapat  menyesuaikan  diri,  memahami  diri  dengan  tuntutan program  pengajaran  yang  sedang  dijalaninya.  Atas  dasar  tersebut  penyesuaian memiliki sasaran:
a.    Membantu   siswa   agar   dapat   menyesuaikan   diri   terhadap   tuntutan   program pendidikan.
b.    Membantu  siswa  menyerasikan  program-program  yang  dikembangkan  dengan tuntutan pengajaran. 
4.    Fungsi Perbaikan (Remedial Function)
Kenyataan  di  sekolah  menunjukan  bahwa  sering  ditemukan  siswa yang mengalami  kesulitan  belajar.  Dalam  hal  ini  betapa  pentingnya  fungsi  perbaikan dalam  kegiatan  pengajaran.  Tugas  para  guru/guru  pembimbing  adalah  upaya  untuk memahami  kesulitan  belajar,  mengetahui  faktor  penyebab,  dan  bersama  siswa menggali solusinya. Salah  satu  contoh,  fungsi  perbaikan  dalam  bimbingan  belajar  adalah pengajaran remedial (remedial teaching).
5.    Fungsi Pemeliharaan (Maintencance and Development Function)
Belajar  dipandang  positif  harus  tetap  dipertahankan,  atau  bahkan harus ditingkatkan agar tidak mengalami kesulitan lagi, contohnya adalah mengoreksi dan memberi informasi tentang cara-cara belajar kepada siswa.

F.       Tujuan Bimbingan Belajar
Tujuan   bimbingan   belajar   bagi   siswa   adalah   tercapainya   penyesuaian akademis secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Secara lebih khusus tujuan bimbingan belajar, diantaranya ialah agar siswa :
1.         Mengenal,  memahami,  menerima,  mengrahkan  dan  mengaktualisasikan  potensi dirinya secara optimal sesuai dengan program pengajaran.
2.         Mampu mengembangkan berbagai keterampilan belajar.
3.         Mampu memecahkan masalah belajar.
4.         Mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif.
5.         Memahami lingkungan pendidikan.

G.      Pokok-pokok Bidang Bimbingan Belajar
1.         Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya,mengembangkan keterampilan belajar ,mengerjakan tugas-tugas pelajaran dan menjalani program penilaian hasil belajar
2.         Pemantapan displin belajar dan berlatih,baik secara mandiri maupun berkelompok
3.         Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah menengah umum sesuai dengan perkembangan ilmu,teknologi dan kesenian.
4.         Pemantapan pemhaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan serta pengembangan pribadi
5.         Orientasi belajar di perguruan tinggi.


H.      Contoh Pemberian Bimbingan Belajar
Sebagai contoh, berikut ini kami kemukakan salah satu praktiknya. Seorang praktikan memberikan bimbingan bagaimana cara belajar yang efekktif pada SMP PIRI II di Yogyakarta (Sdr. Sujoto)
TEMA : CARA BELAJAR YANG EFEKTIF
A.    Tujuan
1.      Umum:
Membantu pemerintah dalam usaha merealisasikan tujuan pendidikan pada umumnya.
2.      Khusus
a.       Agar anak jangan sampai mengalami kesukaran dalam belajar
b.      Memberitahu cara-cara  yang baik alam belajar
c.       Mempunyai kemampuan belajar sendiri.
d.      Memupuk rasa tanggung jawab atas kesuksesan studi mereka.
B.     Pelaksanaan
1.      Pendahuluan
2.      Inti pelajaran “Cara Belajar yang Efektif”
3.      Saran
Catatan:
Praktikan dalam menerangkan ini bertindak sebagai guru mengajar di depan kelas. Oleh karena itu dalam uraian ini, praktikan berbicara secara langsung kepada murid.
1.      Pendahuluan
Kamu sekalian telah mengerti apakah maksud kedatangan Bapak kemari. Bapak Tukul telah menerangkan dengan jelas bahwa maksud kedatangan Bapak adalah untuk turut serta membantu mengatasi kesukaran-kesukaran yang kamu temui dalam belajar. Pertama-tama, Bapak ingin tahu apakah diantara kamu sekalian ada yang sukar sekali dalam belajar? Misalnya, “Pak, saya kalau belajar sebentar saja sudah mengantuk”,”Pak, begitu saya mulai belajar, langsung pusing-pusing atau pening-pening”, “Pak, saya kalau belajar sukar sekali masuknya”, dan sebagainya. Adakah kamu yang demikian? Kenyataannya, sebagian besar siswa mengatakan mengantuk apabila belajar.
Bukannya Bapak hendak memberi tablet anti mengantuk, melainkan Bapak ingin membantu mencari penyebab mengapa kamu mengantuk. Menurut pengalaman Bapak, penyebabnya adalah:
a.       Badan terlalu lelah karena di siang hari banyak bekerja.
b.      Terlalu banyak jaga sampai larut malam, sedangkan di siang harinya tidak tidur.
c.       Terlalu kenang makan sebelum tidur.
d.      Cara belajar yang tidak baik, belajar sambil tiduran, dan sinar terlalu suram sehingga mata lekas lelah lalu mengantuk
Soal: Bagaimana cara belajar yang baik?
2.      Inti pelajaran “Cara Belajar yang Efektif”
a.       Hal-hal yang harus diperhatikan dalam belajar
1)      Dirimu Sendiri
a)      Lebih dahulu kamu harus merasa senang terhadap pelajaran itu. Kalau ada rasa senang maka di dalam hatimu akan timbul kemauan untuk membuka-buka dan mempelajari. Tidak mudah untuk diam. Untuk menimbulkan rasa ini, sadarlah bahwa pelajaran itu demi kebaikanmu sendiri, bukan untuk Bapak/Ibu guru.
b)      Senanglah kepada Bapak/Ibu guru yang memberikan pelajaran tersebut.
c)      Jagalah badanmu agar tetap sehat, dengan senam pagi. Serta makan secara teratur, baik mengenai waktu (jam) maupun yang dimakan. Bukan maksud Bapak menyuruh kamu makan harus pakai telur, daging atau susu tiap hari, bukan seperti itu. Memang itu bagus sekali bagi yang mampu, serta kecukupan, dan kelebihan. Bagi kita yang perlu bukan mewahnya, tetapi khasiatnya.
d)     Percayalah bahwa kamu pasti mampu mengatasi pelajaran itu dengan kemampuanmu.
e)      Biasakanlah selalu melaksanakan rencana yang sudah kamu tetapkan sebelumnya.
f)       Pakailah pakaian sederhana waktu belajar agar tidak lekas masuk angin.
2)      Tempat Belajar
a)      Sediakan tempat yang teratur. Apakah harus di ruang belajar yang khusus? Tidak! Memang lebih bagus kalau ada dan ini memang yang ideal.
b)      Jangan tempat ang berangin.
c)      Penerangan cukup.
d)     Temppat yang tenang, tak gaduh, tak banyak orang lalu lalang di situ.
e)      Aturlah tempat itu serapi-rapinya.
3)      Bahan yang Dipelajari
a)      Tentukan bahan apa yang akan dipelajari lebih dulu, jangan bercampur baur.
b)      Taati ketetapanmu sendiri.
c)      Sediakan alat yang berhubungan dengan pelajaran itu agar tidak sering pergi mengambilnya.
4)      Waktu Belajar
05.00-05.30    Biasakan bangun lebih awal (paling siang jam 05.00 pagi), lalu mandi, sembahyang, dan lalin-lainnya. (Catatan: anak-anak pada umumna bersembahyang secara islam karena di PIRI).
05.30-06.30    Gunakan untuk belajar pagi, mengulangi selintas apa yang dipelajari.
06.30-07.30    Menjelang anak masuk sekolah, digunakan untuk persiapan makan pagi, berpakaian dan berangkat ke sekolah.
07.30-13.00    Di sekolah. Gunakan waktu ini betul-betul untuk menambah ilmu, dengarkan baik-baik Bapak?Ibu guru yang sedang mengajarmu. Sebaliknya, waktu istirahat kamu gunakan untuk bersendau gurau dengan teman, bercerita, dan sebagainya, yang penting harus di luar kelas untuk mencari pertukaran udara.
13.00-14.30    Istirahat siang, dengarkan radio, baca korang, bain dengan adik-adik dan sembahyang.
14.30-16.00    Tidurlah/istirahatlah dan sembahyang.
16.00-17.30    Sesudah mandi, belajarlah dan ulangi lagi pelajaran siang hari.
17.30-19.30    Isilah waktumu dengan membantu ibu, makan, sembahyang, istirahat, mempersiapkan apa yang akan dipelajari.
19.30-21.30    Belajar malam, mempelajari pelajaran-pelajaran untuk besok pagi.
21.30-22.00    Istirahat dan sembahyang malam.
22.00-05.00    Tidur
Pada hari Minggu, gunakan waktumu untuk betul-betul istirahat/rekreasi, latihan pramuka, mencuci, membantu orang tua, atau bermain-main ke tempatkawan. Pokoknya, istirahatkan pikiranmu
5)      Istirahat/rekreasi
a)      Lihat uraian sebelumnya.
b)      Istirahat sebagai selingan belajar, mungkin dengan keluar sebentar, menyani, senam kecil dan sebagainya.
b.      Bagaimana cara belajar yang baik
1)      Andaikan kamu sudah mempunyai cara belajar yang baik, artinya dengan caramu itu kamu dapat belajar dengan mudah. Misalnya, “Pak, saya belajar dengan membaca sekali saja sudah jelas, mudah mengerti’,”Pak, dengan baca sekali, dengan dengar uraian, dan buat skema-skema, mudah sekali masuk”, dan sebagainya maka cara itu boleh kamu pakai terus
2)      Bagi yang sulit belajar, manakah carabelajar yang baik? Selain sudah dijelaskan sebelumnya, coba dengarkan yang biasa Bapak lakukan ini!
a)      Dengan membaca keseluruhan dari satubab atau bencoret yang penting.
b)      Jika belum jelas, baca lagi dan tulis pokok-pokoknya pada catatan.
c)      Kamu pelajari singkatan pokok-pokok tersebut.
d)     Apabila masih lupa, lihat bagian mana yang kelupaan.
e)      Bila harus menghafalkan syair, kamu dapat melakukan:
(1)   Baca seluruhnya pelan-pelan, tenang. Baca lagi dengan menuliskan kata-kata/kalimat-kalimat yang sukar. Baca lagi, ditekankan yang masih lupa/sukar. Hafalkan di luar kepala.
(2)   Gunakan kaliamt/jembatan (slogan), simbol-simbol atau singkatan-singkatan. Misalnya, AKABRI, MeJiKuHiBiNiU, dan lain-lain.
(3)   Apabila mengahafal sejarah buatlah pita singkatan silsilah.
(4)   Apabila memepelajari ilmu hayat, buktikanlah dengan melihat kenyataan. Misalnya, benarkah jagung berakar serabut? Seperti apa bentuknya?
(5)   Apabila mempelajari ilmu pasti (aljabar-ukur), banyak-banyaklah mengerjakan soal atau membuktikan dalil-dalil.
(6)   Segera tanyakan apabila mengalami kesukaran-kesukaran.
3.      Saran
Apa yang Bapak uraikan tersebut akan mempunyai arti jika kamu sendiri mau membuktikannya, maka kamu hendaknya:
a.       Memiliki kemauan keras untuk melaksankanya.
b.      Berdisiplin/menaati dan menepati rencana yang sudah ditentukan.
c.       Jangan suka menganggur, kerjakan yang berguna.
d.      Gemar membaca buku yang baik.
e.       Hiduplah serba teratur, bersih, dan lain-lain.
Penulis sajikan ilustrasi tersebut dengan maksud untuk memberikan gambaran bagaimana cara melaksanakan bimbingan dan konseling tentang cara belajar yang efektif.


DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2015. Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar. Yogyakarta: Deepublish.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling (Studi dan Karier). Yogyakarta: Andi.

LoA (Law of Attraction)

  LoA ( Law of Attraction )   Law of Attraction adalah hukum tarik menarik. Kita menarik sesuatu yang menurut kita sesuai dengan diri k...