Oleh: Nurika Miftahuljannah, S.
Pd.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Perempuan memiliki berbagai
karakter yang termuat dalam Al-Qur’an. Tulisan ini berisi tentang apa saja karakteristik
perempuan yang terkandung dalam Al-Qur’an. Mengapa perempuan itu istimewa? Perempuan
ketika sedang sendiri disebut dengan mar’ah
dan kalau berkumpul atau jamak disebut dengan nisa’. Berbeda dengan laki-laki yang jika sendiri disebut dengan rajul dan kalau jamak tetap disebut rijal. Itulah yang menyebabkan sifat
perempuan ketika sedang sendiri berbeda dengan ketika sedang berkumpul,
sedangkan laki-laki memiliki sifat yang sama ketika sedang sendiri maupun
ketika sedang berkumpul.
Secara bahasa, rajul artinya bijak atau bijaksana dan
bisa juga diartikan sebagai kokoh atau teguh pendiriannya. Jadi ketika ada
laki-laki yang agak melambai, itu berarti ia sudah keluar dari fitrahnya sebagi
laki-laki. Begitu juga ketika sedang berkumpul, ia akan tetap memiliki sifat
bijaksana. Sekarang kita lihat bagaimana dengan perempuan. Perempuan ketika
sendiri disebut mar’ah yang seakar
kata dengan muru’ah atau marwah. Arti kata tersebut memiliki
tiga turunan sifat yang khusus menurut Al-Qur-an. Ketiga sifat khusus perempuan
ketika sendiri tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Menyukai
keindahan, jadi wajar saja kalau perempuan biasanya tampil lebih rapi
daripada laki-laki. Ketika ingin pergi, perempuan menginginkan pakaiannya
disetrika rapi terlebih dahulu sebelum pergi, sedangkan laki-laki ada kusut
sedikit tidak menjadi masalah langsung pergi saja. Dengan demikian jika ada
perempuan, baik ibu-ibu atau remaja putri tidak suka keindahan berarti ia sudah
keluar dari fitrahnya sebagai seorang perempuan.
2.
Ingin
tampil terhormat, jadi misal kalau ibu-ibu sedang kumpul maka yang
diceritakan adalah yang baik-baik. “Alhamdulillah anak saya ranking satu.”
Kemudian yang lain juga mengatakan, “InshaAllah anak saya juga seperti itu.”
Dengan demikian, jika ada perempuan yang tidak ingin tampil terhormat atau dengan
kata lain tidak memiliki rasa malu maka ia sudah keluar dari fitrahnya sebagai
perempuan. Misalnya tidak menutup aurat dan sebagainya.
3.
Mempunyai
rasa sensitivitas yang tinggi (peka),
jadi misal ketika ada seminar motivasi yang laki-laki fokus menyimak sedangkan
yang perempuan sudah meleleh kemudian air matanya keluar. Perempuan mempunyai
sifat yang sama dengan cermin (mir’ah).
Ketika sebuah cermin kita lempari dengan batu maka cermin itu akan pecah.
Kemudian kita satukan lagi pecahan cermin tersebut. Lalu kita gunakan untuk
bercermin. Maka yang terjadi cermin tersebut masih bisa digunakan untuk
bercermin, akan tetapi tidak bisa memantulkan bayangan yang sempurna. Seperti
itulah sifat perempuan. Perempuan itu mudah memaafkan, tetapi sulit melupakan.
Dengan demikian perempuan memiliki ingatan yang kuat sehingga sulit melupakan.
Kemudian jika perempuan tersebut
berkumpul maka disebut An-Nisa’ asal
katanya dari bahasa Arab yaitu nasa’.
Nasa’ memiliki makna “mengungkapkan apa
yang dirasakan”. Dalam Q.S. An-Nisa’: 34, ketika perempuan sudah berkumpul maka
dia akan sering mencurahkan apa yang dirasakannya. Akan tetapi wajar saja jika
ada pengajian, yang bapak-bapak tidak terlalu ribut sedangkan kalau ibu-ibu
adaaa saja yang dibicarakan.
Akan tetapi, inilah yang menjadi
bahaya bagi kaum perempuan karena dapat menyebabkan perempuan masuk dalam
neraka. Karena sifat nisa’nya yaitu
suka mencurahkan apa yang dia rasakan, maka seringkali ia membongkar aib
keluarga. Maka jangan salahkan jika aib keluarga terbongkar kepada orang lain
karena perempuan itulah yang memulai terlebih dahulu. Jadi sebagai kaum
perempuan harus berhati-hati jika ingin bercerita kepada orang lain. Kecuali
dalam Surah An-Nisa’: 30, perempuan boleh curhat kepada orang-orang yang
dipercaya bisa amanah dan bisa memberikan solusi.
Silahkan teman-teman bisa komentar mengenai tulisan
ini atau menyimpulkan kesimpulan apa yang bisa diambil dari tulisan ini,
khususnya bagi perempuan.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Sumber:
Kajian Ust. Maulana Umar pada kultum sholat subuh
tanggal 03 Juni 2018 di Masjid At-Tauhid, Gondokusuman, Sapen, Yogyakarta.