KEBIJAKAN KEMDIKBUD MENGENAI KURIKULUM 2013
PERKEMBANGAN KURIKULUM INDONESIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Danuri, M.Pd
Oleh:
1. Kartika Pramudita (12600007)
2. Rodlita ‘Aisyiyatana (12600040)
3. Nelita Riyadhotul Jannatil Ulya (12600044)
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan alat
untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan
bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan
oleh bangsa tersebut sekarang. Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat
cenderung atau selalu mengalami perubahan antara
lain akibat dari kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi. Kurikulum harus dapat
mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap
paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Strategi Pengembangan Pendidikan ?
2.
Apa
Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013 ?
3.
Bagaimana
Perbandingan Perkembangan Kurikulum di Indonesia ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
Mengethui Strategi Pengembangan Pendidikan
2.
Untuk
Mengethui Perlunya Kurikulum 2013
3.
Untuk
Mengetahui Perbandingan Kurikulum di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi Pengembangan Pendidikan
Pengembangan
pendidikan di Indonesia meliputi empat strategi yaitu :
1. Pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan
2. Relevansi
3. Peningkatan
kualitas
4. Efisiensi
Namun, secara umum strategi pengembangan
pendidikan di Indonesia dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Peningkatan
mutu
2. Pemerataan
pendidikan
Salah
satu upaya pemerataan pendidikan di Indonesia adalah program wajib belajar
(wajar) 9 tahun yang terdiri dari Sekolah Dasar (SD) 6 tahun dan SMP selama 3
tahun.
Strategi Pengembangan
Pendidikan Kurikulum 2013
Pengembangan
kurikulum 2013 dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
1. Penyusunan
kurikulum di lingkungan internal (kemdikbud)
Penyusunan
kurikulum di lingkungan kemdikbud ini melibatkan sejumlah pakar dari berbagai
disiplin ilmu dan praktisi pendidikan.
2. pemaparan
desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan
yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI
pada 22 November 2012
3. pelaksanaan
uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Salah
satu cara yang ditempuh selain melalui saluran daring (on-line) pada laman
http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak
4. dilakukan
penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Strategi pengembangan pendidikan
dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian pendidikan melalui :
1.
pembelajaran siswa aktif berbasis
kompetensi
2.
efektivitas pembelajaran melalui
kurikulum
3.
dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas
guru
4.
serta lama tinggal di sekolah dalam
arti penambahan jam pelajaran.
Strategi meningkatkan capaian
pendidikan dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 1 berikut.
Strategi peningkatan evektivitas pembelajaran dapat
disajikan dalam gambar berikut :
1. strategi
peningkatan efektivitas interaksi melalui:
a.
iklim akademik dan budaya sekolah
b.
Manajemen dan kepemimpinan
2. Strategi
peningkatan efektivitas pemahaman melalui :
a.
Pembelajaran yang mengedepankan
pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar),
asosiasi, bertanya, menyimpulkan, mengomunikasikan dan lain-lain.
b.
Penilaian berdasarkan proses dan
hasil pekerjaan serta kemampuan menilai diri sendiri.
3. Strategi
peningkatan efektivitas penyerapan melalui :
a.
Kesinambungan pembelajaran secara
horizontal dan vertikal.
B.
Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013
Penyelenggaraan
pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses
berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di
masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya
bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman.
Dari
sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi
bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat
diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1)
manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan
(3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Kurikulum
sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum
2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Merujuk Kurikulum 2013, sedikitnya ada tiga hal yang
dapat dijadikan momentum perubahan sebagai efek domino dari implementasi
Kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan upaya pengendalian terhadap buku
pelajaran. Buku pegangan guru dan siswa pada Kurikulum 2013 disiapkan oleh
Pemerintah. Ini artinya, kualitas isi bisa dipertanggungjawabkan. Dalam hal
harga, jika memang peserta didik harus membeli, karena sekolah memilih untuk
mengimplementasikannya secara mandiri, harga buka sudah bisa ditekan lebih
wajar.
Dalam hal buku, ada yang menyatakan, Kurikulum 2013
telah mematikan peran penerbit dan percetakan. Tentu pernyataan itu tidak 100
persen benar, karena yang disiapkan Pemerintah hanyalah buku wajib siswa dan
guru. Buku pengayaan masih bisa diterbitkan oleh penerbit. Sedang pengadaan
pencetakan buku yang disiapkan Pemerintah diserahkan sepenuhnya kepada
percetakan melalui sistem lelang terbuka.
Momentum kedua, Kurikulum 2013 dapat memperkuat budaya
sekolah melalui pengintegrasian kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler,
serta penguatan peran guru bimbingan dan konseling (BK). Selama ini, kurikuler,
ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler, berjalan terpisah, padahal semestinya tiga
ranah pendidikan itu utuh dalam satu kesatuan.
Ketiga, masih terkait dengan hal kedua, memperkuat
integrasi pengetahuan-bahasa-budaya dalam bingkai negara kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Pilihan ekstra kurikuler Pramuka dan pengarusutamaan
pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013, termasuk didalamnya pendidikan
agama dan budi pekereti, adalah bagian tidak terpisahkan dalam kerangka
pemahaman utuh terhadap NKRI, sebagai sebuah keniscayaan.[1]
Menurut
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia, Mohammad Nuh,
bahwasannya penyusunan Kurikulum 2013 tidak dilakukan secara
tergesa-gesa. Kurikulum 2013 sudah dikaji dan menempuh sejumlah tahapan
persiapan yang matang sejak tahun 2011.
Mohammad Nuh menjelaskan, keunggulan Kurikulum 2013 dibandingkan
dengan kurikulum KTSP, antara lain:
Pertama, jika menurut kurikulum KTSP mata pelajaran ditentukan dulu untuk
menetapkan standar kompetensi lulusan, maka pada Kurikulum 2013 pola pikir
tersebut dibalik.
Kedua, kurikulum baru 2013 memiliki
pendekatan yang lebih utuh dengan berbasis pada kreativitas siswa. Kurikulum
baru memenuhi tiga komponen utama pendidikan, yaitu pengetahuan, keterampilan
dan sikap. "Ke depan,
kreativitas yang menjadi andalan. Di Kurikulum 2013 ditekankan pada penguatan
karakter," katanya.
Ketiga, pada kurikulum baru
didisain berkesinambungan antara kompetensi yang ada di SD, SMP hingga SMA.
Walaupun
begitu, masih banyak kontroversi tentang penerapan kurikulum 2013 ini, namun
terlepas dari itu, ada sekolah yang merasakan manfaat kurikulum baru tersebut, contohnya
SDN Sukoharjo 2. Baik siswa maupun
guru mengaku mendukung terhadap implementasi kurikulum tersebut. Siswa-siswa lebih bersemangat dalam belajar, baik dalam pelajaran eksakta maupun mapel yang memaksimalkan
fungsi otak kanan seperti keterampilan dan seni musik. Menurut Kepala SDN Sukoharjo 2, Dra Heriyani. Di Kurikulum 2013 ini, cara berpikir siswa lebih
berkembang. Di sanalah peran guru untuk mendampingi seraya mengarahkan mereka, dan kemerataan Kurikulum 2013 lebih dirasakan manfaatnya
dibandingkan sistem belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang dipilah-pilah.
Guru dapat
menjelaskan satu tema dengan banyak materi sekaligus. Misalnya, materi ekonomi
dalam transaksi jual beli yang dapat dikaitkan dengan materi geografi bahkan
pendidikan karakter sekaligus. Hal
itu, menurut pendapat Heriyani adalah upaya yang baik untuk mempersiapkan siswa
menuju jenjang pendidikan selanjutnya hingga kehidupan luar yang lebih
kompleks. Terkait pengetahuan
tentang lingkungan dan ketuhanan, siswa tidak pernah dilepaskan dari materi
agama. Terlebih lagi, dalam Kurikulum 2013 ini, durasi untuk mata pelajaran
agama ditambah dibanding tahun lalu. Tak kalah
pentingnya, dalam Kurikulum 2013, pendidikan dan penanaman cinta terhadap
budaya bangsa juga dinilai lebih kuat. Cinta
terhadap budaya bangsa ini, dalam KTSP sudah ada, tapi menurut kami, tidak
sedominan dalam Kurtikulum 2013.
Kedepan, menghitung bukan suatu hal
yang penting dalam mata pelajaran matematika, tapi bagaimana anak didik
memformulasikan, artinya anak yang akan mencari tahu dan bukan ditunjukkan
seperti selama ini. Jadi, pembelajaran yang cocok bisa merumuskan masalah,
menanyakan dan bukan hanya menyelesaikan masalah dan menjawab semata, karena jika
memakai hafalan saja, maka akan mudah lupa. Yang penting dalam kurikulum 2013 bukan jawabnya, tapi prosesnya seperti
apa peserta didik menyelesaikan persoalan itu, biar pun tidak benar, tapi
prosesnya benar-benar berjalan.
C. Perbandingan Perkembangan Kurikulum Di Indonesia
Tabel Kronologis Perkembangan Kurikulum di Indonesia[2]
Tahun
|
Kurikulum
|
Keterangan
|
1947
|
Rencana Pelajaran 1947
|
-
Kurikulum ini merupakan kurikulum pertama
setelah kemerdekaan
-
Istilah
kurikulum masih belum digunakan. Sementara istilah yang digunakan adalah
Rencana Pelajaran
|
1954
|
Rencana Pelajaran 1954
|
- Kurikulum ini masih sama dengan
kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana Pelajaran 1947
|
1968
|
Kurikulum 1968
|
-
Kurikulum
ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama di Indonesia. Beberapa masa
pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial
mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies).
Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya
mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering
disebut Sains
|
1975
|
Kurikulum 1975
|
- Kurikulum ini disusun dengan
kolom-kolom yang sangat rinci
|
1984
|
Kurikulum 1984
|
- Kurikulum ini merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 1975
|
1994
|
Kurikulum 1994
|
- Kurikulum ini merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 1984
|
2004
|
Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK)
|
- Kurikulum ini belum diterapkan di
seluruh sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba dalam
rangka proses pengembangan kurikulum ini
|
2006
|
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
|
-
KBK
sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP sesungguhnya telah mengadopsi
KBK. Kurikukulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan)
|
2013
|
Kurikulum 2013
|
- Mengembangkan konsep kompetensi inti sebagai integrator horizontal. Sejumlah
mata pelajaran dikurangi atau diintegrasikan.
|
Berikut uraian perbedaan kurikulum di
Indonesia
1.
Rencana Pelajaran 1947
Rentjana Pelajaran
1947 dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan
kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam
semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development
conformism,bertujuan untuk membentukan karakter manusia Indonesia yang
merdeka dan berdaulat dan sejajar.
2.
Rencana Pelajaran 1952
Kurikulum ini sudah
mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan
sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
3.
Rencana Pendidikan
1964
Kurikulum
1964 yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya,
dan moral, yang kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana. Pancawardhana artinya terdapat lima kelompok bidang studi, yaitu kelompok perkembangan moral,
kecerdasan, emosional/artisitk, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Penyelenggaraan
pendidikan dengan kurikulum 1964 mengubah penilaian di rapor bagi kelas I dan
II yang asalnya berupa skor 10 – 100 menjadi huruf A, B, C, dan D.
4.
Kurikulum 1968
Beberapa ilmu hayat
dan ilmu alam menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Untuk pertama kalianya
istilah kurikulum digunakan di Indonesia. Pendidikan ditekankan pada upaya
untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
5.
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar
pendidikan lebih efisien dan efektif. Metode, materi, dan tujuan pengajaran
dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini
dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan
instruksional khususmateri pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar, dan evaluasi.
6.
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach.
Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Posisi
siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Kurikulum 1984 jurusan dinyatakan dalam program A dan B. A1
(penekanan pada mata pelajaran Fisika), A2 (penekanan pada mata pelajaran
Biologi) ,A3 (penekanan pada mata pelajaran Ekonomi), A4 (penekanan pada mata
pelajaran Bahasa dan Budaya). Sedangkan program B adalah program yang mengarah
kepada keterampilan kejuruan yang akan dapat menerjunkan siswa langsung
berkecimpung di masyarakat.
7.
Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 menggunakan sistem caturwulan. Kurikulum ini bersifat populis,
yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh
Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus
dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan
kebutuhan masya rakat sekitar. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya
memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar.
Kurikulum ini dipandang terlalu banyak materi sehingga membuat siswa kesulitan.
8.
Kurikulum 2004 (KBK)
Kurikulum KBK ini telah diseragamkan. Dimana siswa unggul dalam
kognitifnya. Pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu
melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu
dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran. Kurikulum
Berbasis Kompetensi berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan
muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalamanbelajar yang
bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya
9.
Kurikulum 2006 (KTSP)
Dalam kurikulum KTSP, guru lebih
diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan
dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka
dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi
dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah
ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat
pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan
pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah
Kabupaten/Kota. (TIAR)
10.
Kurikulum 2013
Isi dari kurikulum ini lebih menitikberatkan pada karakter. Untuk mata
pelajaran lebih di kurangi. orientasi
pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara
sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang
holistik dan menyenangkan. Perubahan yang paling mendasar
adalah nantinya pendidikan akan berbasis science dan tidak berbasis hafalan
lagi.
Berikut adalah ringkasan perbedaan
kurikulum KBK, KTSP dan Kurikulum 2013[3]
:
No.
|
KBK 2004
|
KTSP 2006
|
Kurikulum 2013
|
1
|
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari Standar Isi
|
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan
dari kebutuhan masyarakat
|
|
2
|
Standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan mata pelajaran
|
Standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan
|
|
3
|
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk
sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan
|
Semua mata pelajaran harus berkontribusi
terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
|
|
4
|
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
|
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi
yang ingin dicapai
|
|
5
|
Mata pelajaran lepas satu dengan yang
lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
|
Semua mata pelajaran diikat oleh
kompetensi inti
|
|
6
|
Pengembangan kurikulum sampai pada
silabus
|
Pengembangan kurikulum sampai pada
kompetensi dasar
|
Pengembangan kurikulum sampai pada buku
teks dan buku pedoman
|
7
|
Tematik kelas I dan II (mengacu mapel)
|
Tematik kelas I-III (mengacu maple)
|
Tematik integrative kelas I-VI (mengacu
kompetensi)
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pengembangan
pendidikan di Indonesia meliputi empat strategi yaitu :
a. Pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan
b. Relevansi
c. Peningkatan
kualitas
d. Efisiensi
2. Perlunya
Pengembangan Kurikulum 2013
Pertama, jika menurut
kurikulum KTSP mata pelajaran ditentukan dulu untuk menetapkan standar
kompetensi lulusan, maka pada Kurikulum 2013 pola pikir tersebut dibalik.
Kedua, kurikulum baru 2013 memiliki pendekatan yang lebih
utuh dengan berbasis pada kreativitas siswa. Kurikulum baru memenuhi tiga
komponen utama pendidikan, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. "Ke depan, kreativitas
yang menjadi andalan. Di Kurikulum 2013 ditekankan pada penguatan
karakter," katanya.
Ketiga, pada kurikulum baru didisain berkesinambungan antara kompetensi
yang ada di SD, SMP hingga SMA.
3. Perbandingan
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Tahun
|
Kurikulum
|
Keterangan
|
1947
|
Rencana Pelajaran 1947
|
-
Kurikulum ini merupakan kurikulum pertama
setelah kemerdekaan
-
Istilah
kurikulum masih belum digunakan. Sementara istilah yang digunakan adalah
Rencana Pelajaran
|
1954
|
Rencana Pelajaran 1954
|
- Kurikulum ini masih sama dengan
kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana Pelajaran 1947
|
1968
|
Kurikulum 1968
|
-
Kurikulum
ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama di Indonesia. Beberapa masa
pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial
mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies).
Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya
mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering
disebut Sains
|
1975
|
Kurikulum 1975
|
- Kurikulum ini disusun dengan
kolom-kolom yang sangat rinci
|
1984
|
Kurikulum 1984
|
- Kurikulum ini merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 1975
|
1994
|
Kurikulum 1994
|
- Kurikulum ini merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 1984
|
2004
|
Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK)
|
- Kurikulum ini belum diterapkan di
seluruh sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba dalam
rangka proses pengembangan kurikulum ini
|
2006
|
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
|
-
KBK
sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP sesungguhnya telah mengadopsi
KBK. Kurikukulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan)
|
2013
|
Kurikulum 2013
|
- Mengembangkan konsep kompetensi inti sebagai integrator horizontal.
Sejumlah mata pelajaran dikurangi atau diintegrasikan.
|
B.
Saran
Dengan berkembangnya kurikulum yang ada di Indonesia, maka
seharusnya pemerintah harus mempersiapkan guru ataupun dari pihak sekolah
memberikan pengarahan atau penjelasan lebih sehingga kurikulum dapat terlaksana
secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Tanpa Tahun. Tanpa Judul. http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/197607312001121-ADE_SUTISNA/SEJARAH_PERKEMB.__KURIKULUM.pdf diunduh pada tanggal 10 September 2014
pukul 11.00
Anonim. Tanpa Tahun. Perbandingan Kurikulum (KBK (2004), KTSP
(2006), dan Kurikulum 2013) http://ayahalby.files.wordpress.com/2013/06/perbandingan-kurikulum-2004-kbk-2006-ktsp-dan-2013.pdf diunduh pada tanggal 10 September 2014
pukul 20.45
Anonim. 2013. Perlunya
Pengembangan Kurikuum 2013. http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/perlunya-pengembangan-kurikulum-2013.html diunduh pada tanggal 10 September 2014 pukul 16.17
Anonim,
Tanpa tahun. Perkembangan Kurikulum Di Indonesia. 2013. http://www.m-edukasi.web.id/2013/05/perkembangan-kurikulum-di-indonesia.html, diunduh pada tanggal 10 September 2014
Pukul 09.00
Anonim.
Tanpa Tahun. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia. http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_Pengkur_SD/UNIT-4_PERKEMBANGAN_KURIKULUM_.pdf , diunduh pada tanggal 10 September 2014
pukul 10.30
Putra, Sang
Nyoman Liga. 2011. Perjalanan Kurikulum di Indonesia. http://b3sm4rt.files.wordpress.com/2011/01/perjalanan-kurikulum-di-indonesia.pdf, diunduh pada tanggal 10 September 2014
Pukul 10.00
Sukemi.
2013. Kurikulum Baru. http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikel-kurikulum-baru
diunduh pada tanggal 11 September 2014 pukul 10.00
Rokhim. Tanpa Tahun. Manfaat
Pengembangan Kurikulum. http://www.rokhim.net/2013/04/manfaat-pengembangan-kurikulum.html diunduh pada tanggal 10 September 2014 pukul 16.15
http://www.hidayatjayagiri.net/2012/12/kurikulum-2013-latar-belakang-perubahan.html diunduh pada tanggal 10 September 2014 pukul 07.30
http://icls.upi.edu/v5/forum/download/file.php?id=113 diunduh pada tanggal 10 September 2014 pukul 07.42
sehabook.blogspot.com
diunduh pada tanggal 10 September 2014 pukul 16.18
tempo.com diunduh pada tanggal 10 September 2014 pukul 16.20
[1]
Sukemi, 2013, Kurikulum Baru, http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikel-kurikulum-baru diunduh pada tanggal 11
September 2014 pukul 10.00
[2]
Anonim, tanpa tahun, perkembangan kurikulum di
Indonesia, 2013, http://www.m-edukasi.web.id/2013/05/perkembangan-kurikulum-di-indonesia.html diunduh pada tanggal 10 September 2014 Pukul 09.00
[3]
Anonim, tanpa tahun, Perbandingan
Kurikulum (KBK (2004), KTSP (2006), dan Kurikulum 2013), http://ayahalby.files.wordpress.com/2013/06/perbandingan-kurikulum-2004-kbk-2006-ktsp-dan-2013.pdf diunduh pada tanggal 10 September 2014 pukul
20.45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar