Rabu, 09 November 2016

MAKALAH MP - Manajemen Organisasi dan Ketatausahaan Sekolah



PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Setiap kegiatan kependidikan diwujudkan di sekolah dengan berdasarkan pada kurikulum tertentu yang merupakan rangkaian atau proses untuk mencapai tujuan. Kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai usaha kerja sama sekelompok orang yang bermaksud mendewasakan anak sesuai dengan tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Oleh karena itu, setiap sekolah perlu suatu organisasi yang menghasilkan pembagian jabatan dan sekaligus pembagian kerja diiringi pengaturan mekanisme kerja diantara orang-orang yang bekerja sama di suatu sekolah sebagai usaha mempertinggi kemungkinan tercapainya tujuan sekolah. Untuk itu, setiap sekolah perlu menyelenggarakan organisasi sekolah yang dapat memanfaatkan secara efektif setiap personal dan sarana prasarana yang dimiliki, baik yang tersedia di sekolah maupun di lingkungan sekitar yang akan meningkatkan efisiensi pencapaian tujuan.
Agar sekolah dapat melayani kebutuhan semua warga sekolah secara teratur dan sistematis, diperlukan suatu usaha yang dapat mengatur segala kegiatan yang menunjang proses pembelajaran. Sehingga apabila ketika ingin mencari data atau keterangan siswa dapat memberikannya dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, setiap sekolah juga harus memiliki suatu ketatausahaan yang menyediakan pelayanan bagi guru maupun siswa agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, baik organisasi sekolah maupun ketatausahaan sekolah sangat diperlukan dalam setiap sekolah untuk menunjang keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami mengkaji mengenai pengertian organisasi sekolah dan pengertian ketatausahaan sekolah serta fungsi dari keduanya.
B.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian organisasi sekolah?
2.         Apa factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun organisasi sekolah?
3.         Bagaimana struktur organisasi sekolah?
4.         Apa pengertian ketatausahaan sekolah?
5.         Bagaimana kegiatan ketatausahaan sekolah?
6.         Apa saja fungsi organisasi dan ketatausahaan sekolah?
C.      Tujuan
1.    Mengetahui pengertian organisasi sekolah
2.    Mengetahui faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun organisasi sekolah
3.    Mengetahui struktur organisasi sekolah
4.    Mengetahui pengertian ketatausahaan sekolah
5.    Mengetahui kegiatan ketatausahaan sekolah
6.    Mengetahui fungsi organisasi dan ketatausahaan sekolah






























BAB II
PEMBAHASAN

A.      MANAJEMEN ORGANISASI SEKOLAH
1.         Pengertian Organisasi Sekolah
Kita sebagai manusia merupakan makhluk sosial, maka dari itu dibutuhkan suatu organisasi yang akan mewadahi kepentingan manusia itu sendiri, serta saling membantu.
Oganisasi  menurut pendapat Wendrich,et al.(1998) adalah proses mendesain kegiatan-kegiatan dalam struktur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan sutarto (1995) mendefinisikan organisasi sebagai kumpulan orang, proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau kerja sosial. Dengan kata lain organisasi adalah aktivitas dalam membagi-bagi kerja, menggolong-golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah, dan tanggung jawab kepada para pelaksana.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan tercapai. Unsur personal dalam lingkungan sekolah adalah kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid. Organisasi  yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuanya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan. Melalui struktur organisasi tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang personal lingungan sekolah.[1]

2.    Faktor-faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Menyusun Organisasi Sekolah
Pedoman dalam menyusun organisasi sekolah yang baik tidak mudah ditentukan, melihat perbedaan sekolah yang satu dengan yang lainnya. Di bawah ini dikemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan susunan organisasi sekolah:
a.    Tingkat Sekolah[2]
Kita ketahui berdasarkan tingkatanya, sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, dapat dibedakan atas:
1)        Sekolah dasar (SD)
2)        Sekolah  Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
3)        Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
4)        Perguruan Tinggi
Tentu dapat kita bayangkan bahwa kegiatan pendidikan yang baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pada masing-masing tingkat sekolah tersebut sangatlah berbeda. Perbedaan tingkat berarti juga perbedaan usia sekolah. Kemudian dari keadaan fisik dan perkembangan jiwa anak, jelas berbeda antar tingkatnya. Sebagai contoh :
ü  Biasanya di SD tidak ada seksi BK (Bimbingan Konseling), sebab masalah ini merupakan tugas rangkapan Kepala Sekolah. Sedangkan, dalam sekolah lanjutan biasanya sudah ada BK, maka dalam struktur organisasinya pun terdapat seksi BK.
ü  OSIS, penggarapan majalah dinding, pengelolaan perpustakaan sekolah, dll sudah ada pada sekolah lanjutan, sedangkan di SD belum ada.
b.      Jenis Sekolah[3]
Berdasarkan jenis sekolah kita membedakan ada sekolah umum dan sekolah kejuruan. Sekolah umum adalah sekolah yang program pendidikanya bersifat umum dan bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan kecakapan  untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi lagi. Contoh: SMA, SMP. Sedangkan Sekolah Kejuruan adalah sekolah yang program pendidikannya mengarah kepada pemberian bekal keterampilan khusus agar mantap menjelajahi dunia kerja dalam masyarakat. Contoh: STM, SMEA, SPMA, dll.
Perbedaanya :
1)   Pada sekolah Kejuruan terdapat petugas (koordinator) praktikum, pada sekolah umum tidak.
2)   Pada sekolah Kejuruan terdapat petugas bagian ketenagakerjaan/penempatan alumni, sedangkan pada sekolah umum tidak.
c.         Besar Kecilnya Sekolah[4]
Sekolah yang besar tentu memiliki jumlah murid, jumlah kelas, jumlah tenaga guru, dan karyawan serta fasilitas yang memadai. Sedangkan sekolah kecil adalah sekolah yang cukup memenuhi syarat minimal dari ketentuan yang berlaku.
d.      Letak dan Lingkungan Sekolah [5]
Berdasarkan letak dan lingkungannya, sekolah-sekolah di Negara kita banyak menunjukkan perbedaan situasi, kondisi, dan sifat-sifat lingkungannya. Letak sebuah sekolah dasar yang ada di desa akan mempengaruhi kegiatan sekolah tersebut berbeda dengan sekolah dasar yang ada di kota, begitu pula sekolah-sekolah lanjutannya dari kegiatan dan programnya pasti berbeda. Kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan ekstrakurikuler dan kurikuler seperti tugas-tugas pada laboraturium sekolah dan pengabdian pada masyarakat.
Dari segi keadaan lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah mungkin ada dalam lingkungan masyarakat petani, nelayan, buruh, PNS, dll. Perhatian kelompok masyarakat  terhadap dunia pendidikan khususnya pendidikan bagi anak-anak mereka di sekolah pastilah berbeda.

3.    Struktur Organisasi Sekolah
a.         Struktur Organisasi Garis[6]
Organisasi garis merupakan bentuk tertua organisasi dan paling sederhana. Biasanya terdapat dalam organisasi yang relatif kecil. Struktur ini tidak cocok digunakan dalam organisasi yang kompleks dan luasnya bidang garapan yang harus ditangani organisasi sehingga memerlukan adanya pendelegasian wewenang kepada bawahannya.
Keuntungan menggunakan struktur organisasi ini yaitu sederhana sehingga mudah dipahami, pembagian tugas dan wewenang cukup jelas, adanya kesatuan komando sehingga memudahkan pemeliaharaan disiplin dan tanggung jawab, dan pengambilan keputusan cepat.
Kerugian menggunakan struktur organisasi ini yaitu tidak luwes, kemungkinan otoriter tinggi, ketergantungan pada seseorang tinggi sehingga mudah kacau jika seseorang tidak berfungsi semestinya, terlalu banyak menumpuki atasan dengan hal-hal kecil dan sangat teknis karena atasan harus menyetujui kegiatan bawahannya dahulu, merintangi kreativitas bawahan karena bawahan takut ide-idenya tidak disetujui.
Organization Chart








b.         Struktur Organisasi Garis dan Staf[7]
Organisasi garis dan staf terdiri atas 2 kelompok orang-orang yang berpengaruh dalam menjalankan roda organisasi. Kelompok pertama menjalankan tugas pokok organisasi untuk mencapai tujuan, yang ditempatkan dalam kotak-kotak garis, sedangkan kelompok yang kedua melakukan tugas berdasarkan keahlian yang disebut staf.staf dapat memberikan sarannya kepada unit operasional. Dalam organisasi ini terdapat spesialisasi yang beraneka ragam. Dalam melaksanakan tugasnya, anggota garis dapat menerima saran dari staf. Saran staf dapat dijadikan pedoman pelaksanaan. Staf berpengaruh besar dalam pelaksanaan.
Keuntungan menggunakan struktur organisasi ini yaitu pembagian tugas yang jelas antara orang-orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dengan tugas penunjang, keputusan biasanya diambil dengan pertimbangan yang matang oleh semua anggota organisasi, kemampuan dan bakat yang berbeda-beda dapat saling mengisi, ahli-ahli dalam staf dapat menghasilkan pekerjaan yang bermutu tinggi, dan penghargaan terhadap keahlian tinggi, mengurangi beban kerja manajer line dari pekerjaan yang sangat teknis.
Kerugian menggunakan struktur organisasi ini yaitu orang-orang yanng berada dalam garis dihadapkan padda 2 atasan, yaitu atasan yang berhak memerintah dn pimpinan staf yang berhak memberikan saran, saran staf mungkin kurang tepat dan sukar dilaksanakan, orang-orang pada garis cenderung mengabaikan saran staf, dan menimbulkan kekacauan apabila tugas tidak dirumuskan dengan jelas.
Organization Chart








B.       MANAJEMEN KETATAUSAHAAN SEKOLAH
1.         Pengertian Ketatausahaan Sekolah
Tata usaha sekolah juga sering disebut dengan istilah administrasi tata usaha, yaitu segenap proses kegiatan pengelolaan surat menyurat yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengelola, menggandakan, mengirim dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi. Sehingga, tata laksana atau tata usaha tidak hanya meliputi surat-surat saja, tetapi semua bahan keterangan atau informasi yang berwujud warkat.[8]
Warkat adalah catatan tertulis atau bergambar mengenai sesuatu hal untuk keperluan pengingatan agar apabila sewaktu-waktu diperlukan dapat disiapkan (seperti buku, surat, arsip, kwitansi, bon, catatan kuliah, formulir, kartu, pita rekaman, CD/VCD, dsb).
Manajemen Tata laksana/Tata usaha sekolah merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis-menulis (clerical work) di sekolah, agar proses belajar mengajar semakin efektif dan efisien untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

2.    Kegiatan Ketatausahaan Sekolah
Beberapa kegiatan dari tatalaksana sekolah(ketatausahaan sekolah) yang terpenting adalah:
a.    Surat Dinas Sekolah dan Buku Agenda[9]
Semua surat menyurat yang dilakukan dalam rangka kepentingan kehidupan dan realisasi program sekolah dapat kita sebut surat dinas. Baik surat masuk maupun keluar harus diinventarisasi dan didokumentasikan (dicatat) disertai arsip-arsipnya.
Pencatatan surat-surat biasa menggunakan buku agenda yang perlu dibedakan antara agenda surat masuk dan agenda surat keluar.
Hal-hal yanng perlu dicatat dalam agenda surat masuk ialah:
1)      Nomor urut surat,
2)      Tanggal diterima,
3)      Tanggal dan nomor surat yang diterima,
4)      Pihak pengirim/instansi,
5)      Pokok isi surat,
6)      Keterangan.
Dalam agenda surat keluar yang perlu dicatat ialah:
1)      Nomor urut surat keluar,
2)      Tanggal surat keluar (pengiriman),
3)      Alamat surat/kepada siapa,
4)      Pokok isi surat,
5)      Keterangan.
Surat dinas perlu disimpan dengan baik (diarsipkan), cara penyimpanan dapat menggunakan map-map tertentu yang dibedakan atas pokok persoalannya, misalnya: map surat kepegawaian, map surat perlengkapan, map surat hubungan dengan masyarakat, dan lain-lain.
b.    Buku Ekspedisi[10]
Guna buku ekspedisi ialah untuk pembuktian bahwa suatu surat yang dikirimkan sudah sampai kepada alamatnya atau orang (petugas) yang diserahi tanggung jawab.
Yang perlu dicatat dalam buku ekspedisi adalah:
1)        Nomor surat,
2)        Alamat yang dituju,
3)        Tanggal penerimaan,
4)        Tanda tangan dan nama terang penerima.
c.    Buku Catatan Rapat Sekolah (Notulen)[11]
Rapat sekolah yang biasa disebut rapat dewan guru atau rapat guru perlu dicatat baik prosesnya maupun hasil atau keputusan yang diambil. Keputusan rapat adalah landasan berpihak dalam melaksanakan segala sesuatu di sekolah itu.
Berdasarkan materi yang dibicarakan dalam rapat sekolah, maka rapat itu mungkin disebut:
1)        Rapat kenaikan kelas,
2)        Rapat kelulusan EBTA (ujian),
3)        Rapat penerimaan murid baru, rapat pembagian tugas mengajar.
Menurut sifatnya rapat itu mungkin bersifat rutin dan mungkin insidental. Pencatatan proses dan keputusan rapat menggunakan sebuah buku yang disebut buku notulen (buku catatan rapat). Pencatatnya disebut “Notulis” adalah seseorang yanng ditunjuk oleh pemimpin rapat. Pemimpin rapat sekolah adalah kepala sekolah atau jika ia berhalangan diganti oleh wakil kepala sekolah.
d.   Buku Pengumuman[12]
Buku pengumuman dimaksudkan untuk media penyampaian informasi (pemberitahuan) yang terutama ditujukan kepada para guru. Tentu saja informasi ini datangnya dari kepala sekolah. Adapun isi pengumuman bermacam-macam yang pada pokoknya selalu menyangkut masalah pembinaan sekolah.
Pengumuman dapat bersifat instruksi. Buku pengumuman ini lebih tepat dibanding dengan papan pengumuman sebab setiap guru yang sudah membaca pengumuman tersebut diwajibkan membubuhkan tanda tangannya (sebagai tanda bahwa ia telah membacanya).
Lain halnya jika pengumuman itu ditujukan kepada murid dapat digunakan papan pengumuman. Dalam hal ini buku pengumuman juga bisa dipakai tetapi seorang petugas sekolah harus ditunjuk untuk membacakannya di setiap kelas.
e.    Pemeliharaan Gedung (Bangunan Sekolah)[13]
Pada dasarnya tugas pemeliharaan gedung sekolah, dan lain-lain yang termasuk prasarana pendidikan adalah menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah dapat mempercayakan kepada karyawan yang ditunjuk untuk memelihara, dalam arti menjaga dan mengawasi agar bangunan sekolah itu tetap terawat baik dan bersih, terhindar dari kerusakan-kerusakan.
Beberapa faktor bangunan yang penting untuk selalu diperiksa antara lain:
1)        Atap termasuk kerpus,
2)        Saluran atau talang air,
3)        Eternit,
4)        Pintu dan jendela, keadaan lantai dan dinding, termasuk cat,
5)        Got saluran air,
6)        Kamar mandi dan WC sekolah.
Agar perawatan atau pemeliharaan itu intensif, maka perlu diadakan pemeriksaan bangunan secara rutin misalnya 4 bulan sekali. Di samping itu, juga harus ada pemeriksaan sewaktu-waktu secara insidental. Suatu kesalahan jika perbaikan bangunan sekolah itu dilaksanakan setelah keadaannya terlanjur parah. Dalam hubungannya dengan proses pendidikan perbaikan bangunan sekolah hendaknya dilaksanakan tanpa mengganggu jalannya pelajaran, kecuali jika perbaikan itu bersifat total.
f.     Pemeliharaan halaman Sekolah[14]
Pengertian halaman sekolah dapat meliputi pagar sekolah, taman, tempat upacara sekolah, dan mungkin pula lapangan olah raga milik sekolah. Biasanya setiap sekolah mempunyai seorang atau dua orang “tukang kebun” atau pesuruh yang juga berstatus sebgai pegawai negeri. Tenaga inilah yang mestinya diserahi tugas untuk pemeliharaan halaman sekolah itu, di samping tugas “serabutan” yang lain termasuk memelihara bangunan. Tentu saja tidak hanya dialah penanggung jawab pemeliharaan itu, melainkan seluruh warga sekolah (termasuk guru) harus ikut berpartisipasi dalam usaha pemeliharaan sekolah.
Barangkali yang menjadi persoalan adalah sumber dana untuk pemeliharaan ini. Untuk itu maka sekolah perlu memusyawarahkannya dengan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP 3)
g.    Pemeliharaan Perlengkapan Sekolah
Perlengkapan sekolah yang umumnya terdiri atas perabot, alat peraga, alat laboratorium, buku-buku perpustakaan, dan lain-lain perlu pemeliharaan atau perawatan agar selalu dapat berfungsi untuk membantu proses pendidikan. Karena itu seluruh perlengkapan tersebut perlu diperiksa baik secara priodik maupun insidental agar selalu dapat diketahui tentang keadaannya. Apabila terjadi kerusakan-kerusakan perlengkapan sekolah dilaporkan kepada kepala sekolah. Dengan demikian kepala sekolah dapat menentukan sikap untuk perbaikan atau mengusulkan perbaikan atau mungkin pula mengusulkan ganti rugi perlengkapan yang rusak tersebut kepada atasan yang berwenang.
h.    Kegiatan Manajemen yang Didindingkan
Yang dimaksudkan dengan kegiatan ini ialah kegiatan pencatatan/pendataan yang kemudian hasil pencatatan tersebut dipasang atau ditempel pada dinding baik dinding kelas maupun dinding kantor guru atau kantor tata usaha sekolah. Kegiatan semacam ini lebih dikenal dengan manajemen yang didindingkan.
Di bawah ini dikemukakan beberapa hal yang penting untuk didindingkan yakni sebagai berikut.
1)        Data murid untuk tahun ajaran yang berlaku
Datanya terdiri dari No Induk, Nama, dan Tempat tinggal.
2)        Susunan pengurus OSIS periode tahun tertentu
Susunan pengurus OIS perlu diketahui oleh warga sekolah baik guru, karyawan, maupun para siswa sendiri. Kegiatan OSIS tidak bisa lepas dari program pendidikan sekolah.

C.      Fungsi Organisasi dan Ketatausahaan Sekolah
Fungsi dari masing-masing struktur organisasi sekolah dan ketatausahaannya akan diuraikan sebagai berikut;
1.    Fungsi Organisasi Sekolah[15]
a.    Kepala Sekolah
Dalam lingkungan sekolah, kepala sekolah berperan dan bertugas sebagai:
1)   Kepala sekolah sebagai edukator
Dalam fungsinya sebagai edukator, kepala sekolah mengemban tugas untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya serta menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada tenaga kependidikan serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik.
Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai edukator, khususnya dalam peningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan prestasi belajar anak didik dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a)    Mengikutsertakan para guru dalam penataran atau pelatihan untuk menambah wawasannya;
b)   Berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik agar giat bekerja, kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan di papan pengumuman. Hal ini bermanfaat untuk memotivasi para peserta didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.
c)    Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah dengan cara memotivasi guru dan siswa.
2)   Kepala sekolah sebagai manajer
Sebagai manajer, kepala sekolah mau dan mampu mendayagunakan sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuannya.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah perlu memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui persaingan yang membuahkan kerja sama (cooperation), memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
3)   Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah.Secara spesifik, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi kearsipan, dan administrasi keuangan.
4)   Kepala sekolah sebagai supervisor
Sebagai supervisor, kepala sekolah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Sergiovani dan Starrat menyatakan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai komunitas belajar yang lebih efektif.
5)   Kepala sekolah sebagai leader
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
Kemampuan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari aspek kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Sedangkan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifatnya yang: jujur, percaya diri, tanggung jawab,  berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar,  emosi yang stabil, dan teladan.
6)   Kepala sekolah sebagai inovator
Dalam rangka melakukan peranan dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah perlu memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada tenaga kependidikan dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah sebagai inovator dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan akan tercermin dari caranya melakukan pekerjaan secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, adaptable, dan fleksibel.
Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan dan melaksanakan berbagai pembaruan di sekolah.Gagasan baru tersebut misalnya moving class.Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya. Moving class ini biasa dirangkaikan dengan pembelajaran terpadu, sehingga dalam suatu laboratorium bidang studi dijaga oleh beberapa guru yang bertugas memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam belajar.
7)   Kepala sekolah sebagai motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya.Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
8)   Kepala sekolah sebagai pejabat formal
Sebagai pejabat formal, pengangkatan seseorang menjadi kepala sekolah harus didasarkan atas prosedur dan peraturan yang berlaku. Prosedur dan peraturan tersebut dirancang dan ditentukan oleh suatu unit yang bertanggung jawab dalam bidang sumber daya manusia.Dalam hal ini perlu ada kerjasama dengan unit yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah.
Peranan kepala sekolah sebagai pejabat formal secara singkat dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku; memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas serta hak-hak dan sanksi yang perlu dilaksanakan; secara hirarki mempunyai atasan langsung, atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan; dan mempunyai hak kepangkatan, gaji dan karier.
Secara umum, dalam penerapannya kepala sekolah bertugas memimpin dan mengkoordinasikan semua pelaksanaan rencana kerja harian, mingguan, bulanan catur wulan dan tahunan.Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan pejabat-pejabat resmi setempat dalam usaha pembinaan sekolah.
b.    Komite Sekolah
Berperan dalam membina dan menghimpun potensi warga sekolah dalam rangka mendukung penyelenggaraan sekolah yang berkualitas.
c.    Kepala Urusan Tata Usaha
Berperan dalam menyusun program tata usaha sekolah, mengurus administrasi ketenagaan dan siswa, membina dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah, menyusun administrasi perlengkapan sekolah, menyusun dan penyajian data/statistik sekolah, membuat laporan kegiatan tata usaha.
d.   Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Berperan dalam menyusun program pengajaran, pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran, jadwal ulangan/ evaluasi, kriteria kenaikan/ ketidaknaikan/ kelulusan, mengarahkan pembuatan satpel, membina lomba akademis, dan MGMP.
e.    Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Berperan dalam menyusun program pembinaan OSIS, melaksanakan pembimbingan dan pengarahan kegiatan OSIS, pemilihan siswa teladan/penerima beasiswa, mutasi siswa, program ekstra kurikuler, membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.
f.     Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana
Berperan dalam menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana, mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana, pengelola pembiayaan alat-alat pengajaran, dan menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala.
g.    Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
Berperan dalam mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa, membina hubungan antar sekolah, komite sekolah, lembaga dan instansi terkait, dan membuat laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.
h.    Koordinator BK
Berperan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa/ siswi, mengatasi kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan siswa/ siswi pada asaat proses belajar mengajar berlangsung, mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan : kesehatan jasmani, kelanjutan studi, perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat, dan masalah sosial emosional sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan yang lebih luas.
i.      Guru
Berperan dalam mendidik, membimbing dan mengarahkan siswa dan siswi melalui proses belajar mengajar di sekolah serta berperan dalam pembentukan kepribadian setiap siswa dan siswi.

2.    Fungsi Tata Usaha Sekolah[16]
Ada beberapa fungsi tata usaha sekolah yang menunjang kegiatan sekolah yaitu:
a.    Pelayanan kepada Pimpinan Sekolah
Dalam menjalankan tugas, Kepala Sekolah banyak memerlukan data dan keterangan untuk berbagai kepentingan antara lain:
1)        Membuat perencanaan sekolah
2)        Mengevaluasi kegiatan sekolah
3)        Membina profesi guru
4)        Menyusun kalender sekolah
5)        Mengatur beban mengajar
6)        Mengatur keuangan sekolah
7)        Membantu mengatasi kesulitan belajar siswa
8)        Menjawab pertanyaan orang tua siswa
9)        Menyusun kegiatan ekstra kurikuler
10)    Mengambil keputusan
Begitu banyak kegunaan data yang diperlukan oleh Kepala Sekolah sebagai pimpinan pendidikan dalam lingkungannya.Berbagai data dan keterangan yang dibutuhkan tidak mungkin semua dihafal di luar kepala karena terlalu banyak persoalan yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, bantuan tata usaha dalam mencari, menyimpan, memelihara dan menyajikan kembali data dan keterangan secara lengkap, jelas dan objektif yang dapat disajikan dalam waktu yang relatif singkat bagi keperluan Kepala Sekolah.
Data dan keterangan yang dapat diberikan oleh tata usaha berupa:
1)        Data personal yang menyangkut kepegawaian
2)        Data kesiswaan
3)        Data keuangan
4)        Data perlengkapan dan inventaris sekolah
5)        Data tentang kurikulum dan evaluasi belajar
6)        Data tentang kegiatan ekstra kurikuler
7)        Data tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
b.    Bantuan kepada Guru
Dalam hubungan dengan siswa, peranan guru sangat besar.Memang tugas utamanya mengajar, tapi dalam menghadapi makhluk hidup yang mempunyai karakteristik bermacam-macam mempunyai kesulitan tersendiri. Sehingga perlu pendekatan yang tidak sama terhadap siswa, karena kebutuhannya berlainan. Untuk membantu guru agar dapat mengkonsentrasikan dirinya dalam menjalani tugas-tugasnya, perlu diberi bantuan sehingga beban tugasnya menjadi lebih ringan.
Bantuan kepada guru yang dapat diberikan oleh tata usaha sekolah antara lain:
1)   Data tentang siswa dan latar belakangnya
2)   Data kemajuan belajar
3)   Data kehadiran
4)   Data kelas
c.    Pelayanan kepada Siswa
Penyediaan sarana belajar tidak lain agar siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai suatu pribadi secara keseluruhan yang lengkap melalui perubahan tingkah laku sebagai hasil proses pembelajaran.
Untuk dapat melayani kepentingan siswa, sekolah berkewajiban mengenal setiap diri anak sebagai siswa yang menjadi asuhannya. Guru perlu mengetahui taraf kemajuan dan perkembangan siswa dengan persis. Caranya dengan menyediakan segala macam data dan keterangan yang objektif.Untuk melayani data dan keterangan ini diperlukan tempat pengumpulan, penyediaan, dan pengelolaan agar dapat memberikan informasi yang objektif kepada pihak-pihak yang memerlukan. Inilah peran tata usaha dalam membantu kelangsungan proses pembelajaran.
d.   Menyediakan berbagai Keperluan bagi Kelancaran Pengajaran
Dengan menyediakan segala keterangan yang diperlukan dalam pengajaran baik yang diperlukan oleh guru maupun siswa, proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.Misalnya kepada guru, tata usaha menyediakan dokumen tentang siswa, kemajuan belajar sebelumnya, latar belakang siswa dan sebagainya. Kepada siswa tata usaha dapat memberikan bantuan sarana belajar seperti buku paket, alat-alat dan media belajar yang akan digunakan siswa. Selain itu yang harus disediakan adalah fasilitas fisik material yang menunjang kelancaran proses mengajar guru dan siswa. Dengan demikian baik guru maupun siswa dapat mengkonsentrasikan kegiatannya kepada pelajaran.
e.    Mengatur dan Memelihara berbagai Perlengkapan Sekolah
Pemakaian yang sering menyebabkan barang secara berangsur-angsur mengalami keausan atau kerusakan.Pemeliharaan terhadap barang sering tidak dirasakan sebagai suatu kebutuhan sebagaimana dirasakan saat barang belum tersedia.
Semua barang milik sekolah harus dipelihara agar pemakaiannya lebih tahan lama, krena itu perlu dilakukan pemeliharaan yang teratur secara berkala.Tata usaha selain bertanggung jawab dalam pemeliharaan barang-barang milik sekolah juga bertanggung jawab dalam mengatur dan menyimpan pada tempat yang paling cocok dengan kebutuhan pemakaiannya.Barang-barang yang tersimpan harus diperhatikan selain kegunaan dan keamanannya juga harus diperhatikan seni menata dan meletakkannya agar harminis secara keseluruhan serta dapat digunakan secara efektif.
Agar barang-barang dapat dipakai secara efektif sebaiknya diatur sebagai berikut:
1)   Ada petugas yang diberi kepercayaan untuk menggunakan, memelihara, memperbaiki, dan mengawasinya.
2)   Barang ditempatkan pada tempat tertentu.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.    Organisasi adalah aktivitas dalam membagi-bagi kerja, menggolong-golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah, dan tanggung jawab kepada para pelaksana
2.    Faktor yang mempengaruhi perbedaan susunan organisasi sekolah yaitu tingkat, juenis, besar kecilnya, letak dan lingkunan sekolah.
3.    Struktur organisasi sekolah ada yang struktur organisasi garis dan ada yang struktur organisasi garis dan staf.
4.    Manajemen Tata laksana/Tata usaha sekolah merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis-menulis (clerical work) di sekolah.
5.    Kegiatan keTUan yaitu surat menyurat, dan lain-lain.
6.    Fungsi organisasi sekolah yaitu menetapkan saluran perintah sesuai pekerjaannya masing-masing.

















DAFTAR PUSTAKA


Amirin, Tatang, dkk. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.
Nawawi, Hadari. 1981. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga  Pendidikan. Jakarta: PT Gunung Agung.
Subroto, Suryo. 1998. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah. Jakarta. Bina Aksara
Usman, Husaini. 2006. MNAJEMEN Teori, Praktik, Riset Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
Yuliana, Suharsimi Arikunto Lia. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta. Aditya Media.
http://aditbudy.wordpress.com/2012/12/15/fungsi-ketatausahaan-sekolah/ketatausahaan-
sekolah/ (diakses Senin, 17 November 2014)
http://himmadika.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/KEL.2-ORGANISASI-SEKOLAH.docx (diakses Senin, 17 November 2014)



[1] Drs. Suryo Subroto, Dimensi Administrasi Pendidikan Sekolah, (Jakarta:Bina Aksara), hlm 128
[2] Ibid, hlm 101
[3] Ibid, hlm 103
[4] Ibid, hlm 104
[5] Ibid, hlm 106
[6] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd. M.T., MANAJEMEN Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara), hlm 156
[7] Ibid, hlm 157
[8]Tatang M. amirin, dkk, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press), hlm 115
[9] Prof. Dr.Suharsimi Arikunto Lia Yuliana, S.Pd, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta:Aditya Media), hlm 104
[10] Ibid, hlm 105
[11] Ibid, hlm 106
[12] Ibid, hlm 107
[13] Ibid, hlm 108
[14] Ibid, hlm 110
[15]http://himmadika.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/09/KEL.2-ORGANISASI-SEKOLAH.docx diakses Senin, 17 November 2014
[16]http://aditbudy.wordpress.com/2012/12/15/fungsi-ketatausahaan-sekolah/ketatausahaan-sekolah/ diakses Senin, 17 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LoA (Law of Attraction)

  LoA ( Law of Attraction )   Law of Attraction adalah hukum tarik menarik. Kita menarik sesuatu yang menurut kita sesuai dengan diri k...