Jumat, 16 Februari 2018

FIRASAT



FIRASAT

Ketika kita ingin merasa lapar, itu tandanya kita ingin makan. Lapar menuju makan itu merupakan salah satu contoh kecil dari firasat yang sangat sering kita alami, yaitu firasat ingin makan. Tetapi ada firasat yang memang diberi oleh Allah SWT, karena ia sering melatihnya sehingga ia memiliki firasat yang sangat luar biasa. Salah satu contoh yang sekaligus menjadi panutan kita adalah Rasulullah SAW. Akan tetapi tingkatannnya diatas firasat, yaitu ”nur illahi”. Ketika ada sahabat yang berkunjung dan mengetuk pintu rumahnya, beliau sudah tahu apa yang akan ditanyakan oleh sahabat tersebut kepadanya meskipun sahabatnya belum bercerita.
Setelah Rasulullah SAW, yang kedua adalah para sahabat. Sahabat yang terkenal memiliki ketajaman firasat adalah Khulafaur Rasyidin, yaitu Umar bin Khatab. Diriwayatkan, suatu ketika Umar melihat seorang dusun turun dari gunung. Kepada sahabat-sahabatnya Umar mengatakan, “Orang ini sedang dilanda kesedihan karena kematian anaknya dan sudah menyiapkan rangkaian syair untuk duka cita nya, seandainya berkenan dia akan menyenandungkan syair duka citanya pada kita.”
Akhirnya Umar dan orang dusun tersebut terlibat dalam pembicaraan, “Maukah engkau menyenandungkan ratapan duka citamu?” tiba-tiba Umar mengeluarkan permohonan yang tidak diduga oleh orang tersebut. “Darimana engkau mengetahuinya wahai amirul mukminin, demi Allah aku belum mengeluarkan sepatah kata pun kecuali kepada diriku sendiri”, namun dipenuhinya juga permohonan Umar.
Dari kalangan tabi’in, ada Imam Syafi’i terkenal dengan firasatnya yang sangat tajam. Suatu ketika Imam Syafi’i sedang berjalan bersama sahabatnya yang bernama Muhammad bin Hasan. Kemudian ada seorang pemuda yang lewat. Imam Syafi’i mengajak sahabatnya untuk melatih firasat dengan menebak apa pekerjaan dari pemuda tersebut. Muhammad Husen berkata, “ Orang itu kerjanya pasti pande besi.” Tetapi Imam Syafi’i mengatakan tidak. Ia mengatakan bahwa pemuda itu adalah tukang kayu. Kemudian untuk memastikan pekerjaan pemuda tersebut, mereka bertanya langsung kepada si pemuda.
“Wahai pemuda, apakah pekerjaanmu?”, kata Imam Syafi’i. Pemuda itu menjawab, “Duluu saya seorang pande besi, tetapi sudah berhenti. Sekarang saya menjadi tukang kayu.” Kedua firasat ulama itu benar, tetapi yang paling benar adalah Imam Syafi’i. Sekarang pemuda itu adalah seorang tukang kayu. MasyaAllah.
Firasat sering diidentikkan sebagai suatu tanda-tanda yang akan terjadi. Sesuatu yang akan terjadi tersebut dapat berupa firasat buruk tetapi dapat juga firasat baik. Firasat buruk biasanya ditandai dengan perasaan yang gelisah atau tidak tenang. Misalnya ada anggota keluarga yang akan mengalami kecelakaan atau bahkan meninggal. Sedangkan firasat baik biasanya tanda kedutan. Kedutan ditandai dengan adanya salah satu atau lebih bagian tubuh tertentu bergerak (berkedut-kedut) sendiri. Kedutan tidak bisa kita kendalikan. Contoh kedutan sebagai firasat yang baik adalah kedutan pada biji mata kiri yang artinya akan bersuka hati. Namun demikian, kedutan juga dapat menjadi firasat buruk. Misalnya kedutan pada biji mata kanan, artinya akan besedih hati.
Seiring dengan perkembangan zaman, firasat tidak hanya menrupakan tanda-tanda akan terjadinya sesuatu hal yang baik atau buruk, tetapi lebih luas lagi. Hal ini sesuai dengan pengertian firasat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang tidak hanya satu tetapi ada empat. Pertama, firasat adalah keadaan yang dirasakan (diketahui) akan terjadi sesudah melihat gelagat. Maksud dari pengertian ini sama seperti pemahaman firasat menurut kebanyakaan orang pahami. Misalnya kita melihat gelagat orang yang sering menguap, maka firasat kita mengatakan bahwa orang itu sedang mengantuk.
Kedua, firasat adalah kecakapan mengetahui (meramalkan) sesuatu dengan melihat keadaan (muka dan sebagainya). Pengertian ini dapat kita identikkan pada orang yang memiliki pengetahuan lebih untuk mendeskripsikan mimik atau gerak tubuh orang lain. Misalnya jika seseorang sedang berbohong, ia dapat membaca gerak gerik tubuhnya atau bicaranya yang gagap. Orang ini sering juga disebut sebagai paranormal.
Ketiga, firasat adalah pengetahuan tentang tanda-tanda pada badan (tangan dan sebagainya) untuk mengetahui tabiat (untung malang dan sebagainya) orang. Pengertian ini sering diidentikkan dengan kondisi tubuh. Misal ketika telapak kiri kita pukul, kemudian setelah itu segera menggenggam. Lalu di atas pergelangan tangan atau pangkal dari jari kelingking kita tekan maka akan muncul benjolan-benjolan kecil. Biasanya ada beberapa benjolan yang keluar dan ada yang kecil atau besar. Jika yang keluar 1 benjolan , maka ia akan memiliki anak 1, keluar benjolan 2 maka ia akan memilik 2 anak nantinya, dan seterusnya.
Keempat, keadaan muka (mata, bibir, dan sebagainya) yang dihubung-hubungkan dengan tabiat orangnya (untuk mengetahui tabiat orang). Pengertian firasat yang keempat ini ampir sama dengan pengertian firasat yang ketiga. Perbedannya, kalau pengertian firasat yang ketiga merupakan tanda-tanda untuk meramalkan sesuatu yang akan terjadi dari tanda-tanda badan, sedangkan pengertian yang keempat merupakan yang tanda-tanda pada muka yang digunakan untuk mengetahui karakteristik seseorang (saat ini).
Misalnya seseorang memiliki dahi lebar, maka ia diidentikkan sebagai orang yang memiliki kecerdasan tinggi. Selain itu bisa juga seseorang dilihat dari bibirnya. Orang yang memiliki bibir tipis biasanya diidentikkan dengan orang yang banyak bicara (cerewet). Sedangkan orang yang memiliki bibir tebal biasanya pendiam.
Firasat antara orang yang satu dengan orang yang lain memiliki kualitas yang berbeda-beda. Artinya ada orang yang firasatnya selalu benar dan ada juga orang yang memiliki firasat terkadang kurang tepat. Dalam islam, firasat orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT yang lebih tinggi biasanya hampir semua firasatnya benar. Hal ini sesuai dengan hadits berikut.
اتقوا فراسة المؤمن ، فإنه ينظر بنور الله
“Hati- hatilah dengan firasat orang yang beriman, karena dia melihat dengan cahaya Allah. “ HR Tirmidzi (hadits 3127).
Meskipun sanad ini lemah, tetapi banyak orang meyakininya. Jika kita kaji dengan teliti, firasat terdapat di dalam ajaran Islam. Dalilnya, selain hadits di atas, adalah beberapa ayat Al Qur’an yang menyentuh masalah firasat tersebut, di antaranya adalah firman Allah:
إن في ذلك لآيات للمتوسمين
“Sesungguhnya pada peristiwa itu terdapat tanda-tanda bagi orang–orang yang “Al Mutawassimin“ (QS Al Hijr: 75). Al Mutawassimin dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang berfirasat.
Selain ayat di atas, terdapat lagi ayat yang menjelaskan tentang firasat, yaitu Q.S. Muhammad ayat 30.
ولو نشاء لأريناكهم فلعرفتهم بسيماهم
“Sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu, sehingga kamu benar-benar mengetahui mereka dengan tanda- tandanya.“ (Q.S. Muhammad: 30).
Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan zaman, orang juga dapat melatih dirinya agar memiliki firasat yang tajam. Misalnya dengan membuat perut lapar, tidak tidur malam, dan menyendiri. Firasat ini bisa didapatkan orang mukmin maupun kafir, tidak menunjukan pada iman. Banyak orang bodoh yang terkecoh dengan firasat ini, karena banyak pendeta yang memiliki kejadian-kejadian yang menakjubkan. Ini merupakan firasat yang tidak mengungkap kebenaran yang bermanfaat dan tidak dengan cara yang lurus. Naudzubillahi min dzalik. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang demikian.
Firasat dapat pula datang dalam bentuk mimpi. Banyak orang mengatakan bahwa mimpi adalah bunga tidur. Mimpi ini biasanya terjadi saat tidur siang. Tidak ada arti tertentu pada mimpi ini melainkan hanya rekaman peristiwa, perasaan atau pikiran yang masih terngiang di memori kita. Mimpi yang lainnya merupakan pertanda yang biasanya muncul ketika dini hari yaitu pukul 02.00-04.00. Biasanya ada kemiripan antara mimpi yang terjadi dengan kejadian yang mengikutinya.
Mimpi yang merupakan firasat ada yang baik dan ada yang buruk. Contoh yang baik misalnya mimpi menimang bayi. Biasanya setelah mengalami mimpi ini akan mendapatkan rezeki yang tak terduga. Sedangkan contoh firasat yang buruk adalah mimpi bertemu laba-laba atau serangga yang menjijikkan. Mimpi tersebut artinya pertanda kita sedang menjadi bahan pembicaraan yang negatif atau bahan olok-olok. Namun demikian, perlu kita ketahui bahwa antara firasat orang yang satu dengan orang yang lain belum tentu sama. Kita sendiri yang dapat menilai firasat yang hadir dari mimpi tersebut.
Sebagai manusia, kita tidak mungkin bisa lepas dari yang namanya firasat atau pertanda, baik itu pertanda baik ataupun buruk. Namun demikian, yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi firasat itu dengan bijak. Artinya, kita jangan mutlak percaya dengan firasat itu tetapi juga jangan diabaikan begitu saja. Tempatkan firasat itu pada porsi yang sewajarnya. Selain itu kita juga harus percaya kepada Allah SWT bahwa apapun yang akan terjadi di dunia ini merupakan suatu kehendak-Nya dan yakin bahwa itu adalah ketetapan yang terbaik. Sehingga bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki dan senantiasa mempersiapkan atas apa yang akan terjadi adalah cara terbaik untuk menyikapi firasat tersebut. Dan semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Allahuma aamiin.


Referensi:
Herusatoto, Budiono.2008. Banyumas: Sejarah, Budaya, Bahasa, dan Watak. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara Yogyakarta.

LoA (Law of Attraction)

  LoA ( Law of Attraction )   Law of Attraction adalah hukum tarik menarik. Kita menarik sesuatu yang menurut kita sesuai dengan diri k...