Refleksi Mata
Kuliah Filsafat Ilmu
Pertemuan
Keempat Tanggal 17 Oktober 2017
Assalamu’alaikum
wr. wb.
Seperti
biasa, kuliah Filsafat Ilmu dimulai dengan tes jawab singkat yang sangat
bermanfaat sekali bagi kehidupan sehari-hari meskipun tak sedikit yang mendapat
nilai nol. Hehe.... hal itu disebabkan karena pertanyaan yang sama di waktu
yang berbeda akan memiliki jawaban yang berbeda pula.
Berikut
adalah tes jawab singkat yang Prof. Marsigit berikan.
No.
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Kapan?
|
Belum
tentu ketika
|
2
|
Bagaimana?
|
Mengada
|
3
|
Mengapa?
|
Terpilih
|
4
|
Untuk apa?
|
Pengada
|
5
|
Siapa?
|
Subyek
atau obyek
|
6
|
Dimana?
|
Belum
tentu di sini
|
7
|
Kemana?
|
Ke
perbatasan
|
8
|
Dengan
siapa?
|
Dengan
sifat
|
9
|
Berapa?
|
Kuantitatif
|
10
|
Apa kabar?
|
Fondamen
(untuk membicarakan berikutnya)
|
11
|
Hello?
|
Fondamen
|
12
|
Yang
terhormat. Yang saya hormati.
|
Intensi
|
13
|
Hadirin
wal hadirat
|
Intensi
|
14
|
Marilah !
|
Determin
|
15
|
Hendaknya
|
Determin
|
16
|
Kita dapat
saling menjaga
|
Hermeneutika
|
17
|
Saling
menghormati
|
Hermeneutika
(terjemah dan menterjemahkan)
|
18
|
Barang
siapa
|
Aturan
|
19
|
Benar
adalah benar
|
Identitas
|
20
|
Salah
adalah salah
|
Identitas
|
21
|
Manusia
adalah umat
|
Obyek
|
22
|
Manusia
|
Predikat
|
23
|
Oleh
karena itu
|
Koherensi
|
24
|
Sebenar-benar
|
Absolut
|
25
|
Harus
|
Determin
|
Ilmu dimulai dengan bertanya, begitulah kira-kira
prinsip Prof. Marsigit mengenai urgensi bertanya.
Salah satu pertanyaan diajukan oleh Saudara Wildan yang
meminta komentar Prof. mengenai dunia perpolitikan, yaitu mahasiswa yang
ditangkap karena melakukan demonstrasi. Beliau memberikan arahan agar sebelum
melakukan kegiatan demonstasi sebaiknya mahasiswa terlebih dahulu membaca
atauran atau tata tertib dalam melakukan demonstrasi agar tidak ditangkap. Dunia
politik itu kejam. Ilmu politik dapat mengalahkan ilmunya Tuhan. Jika boleh
berpendapat, saya setuju dengan pendapat ini. Itulah kenapa saya tidak
berkeinginan untuk terjun dalam dunia politik. Ilmu tertinggi adalah spiritual,
tak ada yang mampu melebihi kuasa Tuhan. Jika ada yang menandingi kuasa Tuhan
itu artinya ia sudah menyekutukan Tuhan.
Saya menjadi teringat ketika saya berbaur dengan
orang-orang yang berkecimpung dalam dunia politik. Melakukan kegiatan mencuri
dan berbohong merupakan kegiatan yang lazim bagi mereka. Mereka berpendapat
bahwa itu adalah taktik politik untuk mendapatkan kekuasaan atau sesuatu yang
mereka inginkan. Melihat hal itu, saya berusaha membuka hati mereka dengan
menjelaskan bahwa perbuatan itu tidak baik. Bagaimana jika perbuatan yang
mereka lakukan kepada orang lain berbalik kepada mereka sendiri, misalnya
dicuri atau dibohongi. Mereka menjawab akan membalasnya lagi dan begitu
seterusnya berbalas-balasan perbuatan yang tidak baik. Ya seperti itulah
kira-kira perpolitikan. Hingga akhirnya saya menyerah dan pelan-pelan pergi
dari dunia mereka.
Hal itu seperti gambaran dunia perpolitikan Indonesia
saat ini. Kasus korupsi merajalela. Orang yang dipercaya rakyat mampu membela
rakyat ternyata justru merampas hak rakyatnya. Tak mengherankan kasus tersebut
terjadi jika sejak kecil mindset mencuri
dan berbohong itu wajar dan sah-sah saja. Miris memang dengan terjadinya kasus korupsi
yang dilakukan oleh ketua DPR. Kejadian tersebut tentu sangat melukai hati
rakyat.
Berdasarkan uraian di atas, bukan berarti kita tidak
boleh berbohong karena bohong itu ada yang baik dan ada yang buruk. Bohong diperbolehkan
jika memiliki tujuan untuk menciptakan suasana harmoni dalam hidup, misalnya
untuk mendamaikan dua orang atau lebih yang sedang bertengkar atau berbohong
dalam kehidupan suami istri untuk menghindari pertengkaran. Namun demikian,
perlu dicamkan dalam mindset kita
bahwa bohong itu sesuatu yang tidak baik jika tidak sesuai pada ruang dan waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar